Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Kebakaran besar yang melalap tujuh menara hunian bertingkat di Hong Kong diperkirakan memicu lonjakan klaim jangka pendek bagi perusahaan asuransi dan menekan pendapatan penanggung utama kompleks tersebut, afiliasi China Taiping Insurance Holdings, menurut analis Fitch Ratings pada Kamis (4/12/2025).
China Taiping Insurance (Hong Kong) memiliki eksposur pertanggungan lebih dari US$200 juta terhadap kompleks apartemen Wang Fuk Court serta terhadap kontraktor proyek renovasi, berdasarkan risalah rapat pemilik dan dokumen pengarahan proyek yang tersedia untuk publik.
Baca Juga: Saudi Turunkan Harga Minyak Januari 2026 untuk Asia ke Level Terendah dalam 5 Tahun
Kebakaran paling mematikan di Hong Kong dalam beberapa dekade ini menewaskan setidaknya 159 orang.
Menurut analis Fitch, Mengyuan Wang, Taiping Insurance (Hong Kong) diperkirakan akan mengalami “kenaikan sementara” pada combined ratio, indikator utama profitabilitas underwriting asuransi umum.
Fitch juga memperkirakan akan ada “erosi modal yang moderat”, meski tidak cukup signifikan untuk mengganggu peringkat kredit perusahaan.
Juru bicara grup asuransi itu menolak memberikan komentar saat dihubungi Reuters.
Pada Selasa, perusahaan mengatakan telah menyelesaikan batch pertama dari sembilan klaim asuransi rumah untuk penghuni Wang Fuk Court, dengan total pembayaran kompensasi mencapai HK$5,37 juta (US$689.983).
Mengyuan menambahkan bahwa reasuransi serta potensi dukungan dari pemerintah Tiongkok diperkirakan dapat meredam dampak kerugian tersebut.
Baca Juga: Lionel Messi tentang Piala Dunia 2026: Saya Harap Bisa Ada di Sana
Namun, Fitch memperingatkan bahwa dengan perkembangan kerugian yang masih berlangsung, klaim pihak ketiga yang lebih besar dari perkiraan dan proses pemulihan yang lambat dapat meningkatkan volatilitas pendapatan.
Hingga penutupan pasar Kamis, saham China Taiping Insurance yang tercatat di Hong Kong telah turun 4,2% sejak kebakaran terjadi.
Kenaikan Premi dan Biaya Operasional
Fitch menegaskan bahwa tragedi ini kemungkinan akan memperketat kondisi pasar asuransi secara keseluruhan, seiring perusahaan asuransi menaikkan premi, deductible, dan pengecualian untuk renovasi gedung bertingkat tinggi serta lokasi berisiko tinggi lainnya.
Baca Juga: Masa Depan Marcus Rashford di Barcelona Masih Abu-Abu, Masalah Gaji Jadi Kendala
Beberapa perusahaan asuransi bahkan dapat mengurangi atau menarik kapasitas underwriting mereka.
Selain itu, industri diperkirakan akan menghadapi kenaikan harga reasuransi dan batasan cakupan yang lebih ketat, tren yang dapat mendorong biaya operasional perusahaan asuransi utama hingga tahun 2026–2027, menurut Mengyuan.













