Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Otoritas Hong Kong melanjutkan pencarian pada Senin di sisa menara apartemen yang hancur akibat kebakaran besar di sebuah kompleks perumahan, yang menewaskan sedikitnya 146 orang dan memaksa ratusan warga hidup dalam hunian sementara.
Polisi telah menyelesaikan penyisiran di empat dari tujuh menara yang hangus dalam kebakaran paling mematikan di kota itu dalam lebih dari 75 tahun. Petugas menemukan jenazah di tangga dan atap bangunan, korban yang terjebak ketika mencoba melarikan diri dari kobaran api.
Ribuan orang hadir memberikan penghormatan kepada para korban, termasuk sedikitnya sembilan pekerja rumah tangga asal Indonesia dan satu dari Filipina, dengan antrean pelayat mengular lebih dari satu kilometer di sepanjang kanal dekat kompleks Wang Fuk Court pada Minggu.
Aksi doa bersama juga dijadwalkan berlangsung di Tokyo dan London pekan ini. Sekitar 40 orang masih hilang, menurut otoritas.
Penyebab Kebakaran Masih Diselidiki, Publik Marah atas Peringatan Risiko yang Diabaikan
Kebakaran yang terjadi pada Rabu pekan lalu itu menyebar cepat melalui bagian luar gedung yang sedang dalam renovasi. Penyebab pasti masih dalam penyelidikan.
Baca Juga: Saham Stablecoin Hong Kong Turun Pasca PBOC Berencana Menindak Tegas Mata Uang Kripto
Namun di tengah meningkatnya kemarahan publik atas tanda bahaya kebakaran yang diduga diabaikan dan praktik konstruksi yang tidak aman, pemerintah Beijing memperingatkan akan menindak setiap bentuk protes “anti-China”.
Setidaknya satu orang yang terlibat dalam petisi untuk meminta investigasi independen telah ditahan, kata sejumlah sumber. Polisi menolak memberikan detail, hanya menyatakan bahwa tindakan akan diambil sesuai hukum.
Pencarian Beralih ke Gedung yang Paling Parah Rusak
Tiga bangunan yang tersisa untuk disisir merupakan lokasi dengan kerusakan paling berat, kata pejabat senior kepolisian Amy Lam. Tahap akhir pencarian diperkirakan memakan waktu beberapa minggu.
Gambar yang dipublikasikan kepolisian menunjukkan petugas menggunakan hazmat suit, masker, dan helm, memeriksa ruangan dengan dinding yang menghitam, perabotan hangus, serta air sisa pemadaman yang masih menggenang.
Ratusan petugas kembali dikerahkan sejak Senin pagi untuk melanjutkan pencarian.
Baca Juga: Saham Emiten Stablecoin di Hong Kong Anjlok Setelah PBOC Janjikan Pengetatan Kripto
Kompleks apartemen itu menjadi rumah bagi lebih dari 4.000 penduduk, dan warga yang selamat kini harus memulai kembali hidup mereka. Lebih dari 1.100 orang telah dipindahkan dari pusat evakuasi ke hunian sementara, sementara 680 orang ditempatkan di hostel pemuda dan hotel.
Otoritas juga menyediakan bantuan darurat HK$10.000 (sekitar US$1.284) per rumah tangga serta layanan khusus penggantian dokumen seperti kartu identitas, paspor, dan akta pernikahan.
11 Orang Ditangkap terkait Investigasi Kebakaran
Kebakaran ini menjadi yang paling mematikan sejak tahun 1948, ketika 176 orang meninggal dalam kebakaran gudang. Tragedi terbaru ini mengejutkan publik Hong Kong, terlebih pemilihan legislatif dijadwalkan berlangsung akhir pekan ini.
Sebagai bagian dari penyelidikan, otoritas telah menangkap 11 orang terkait dugaan korupsi dan penggunaan material tidak aman selama proses renovasi.
Bangunan tersebut dibungkus jaring hijau, perancah bambu, dan lapisan insulasi busa pada saat kejadian. Alarm kebakaran juga dilaporkan tidak berfungsi dengan baik.
Baca Juga: Korban Tewas Akibat Kebakaran Menara di Hong Kong Bertambah Menjadi 128 Orang
Warga Wang Fuk Court sebelumnya telah menyampaikan kekhawatiran sejak 2024 mengenai potensi bahaya kebakaran, termasuk kemungkinan sifat mudah terbakar dari jaring penutup perancah. Namun pemerintah kota saat itu menilai risiko kebakaran “relatif rendah”.
Polisi pada Sabtu menahan Miles Kwan, 24 tahun, yang terlibat dalam petisi meminta penyelidikan independen. Dua orang lainnya juga ditangkap atas dugaan niat hasutan, menurut South China Morning Post. Polisi menolak mengomentari penangkapan tersebut.
Beijing Peringatkan Upaya Mengaitkan Tragedi dengan Gerakan Anti-China
Kantor Keamanan Nasional China memperingatkan agar masyarakat tidak memanfaatkan tragedi ini untuk “menjerumuskan Hong Kong kembali ke kekacauan” seperti pada protes prodemokrasi 2019.
“Kami memperingatkan tegas para pengacau anti-China yang mencoba mengacaukan Hong Kong melalui musibah ini. Apa pun metode yang digunakan, Anda pasti akan dimintai pertanggungjawaban dan dihukum dengan tegas,” demikian pernyataan resmi kantor tersebut.













