kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kecam AS di Laut China Selatan, Beijing: Pasukan di zona perang selalu siaga tinggi


Jumat, 26 Februari 2021 / 09:56 WIB
Kecam AS di Laut China Selatan, Beijing: Pasukan di zona perang selalu siaga tinggi
ILUSTRASI. Militer China mengecam kapal perang AS karena berlayar melalui Selat Taiwan di Laut China Selatan.


Sumber: Express.co.uk | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - LAUT CHINA SELATAN. Militer China mengecam kapal perang AS karena berlayar melalui Selat Taiwan di Laut China Selatan. China menuding armada Amerika merusak perdamaian di perairan yang disengketakan.

Melansir Express.co.uk, armada ke-7 AS, dipimpin oleh kapal perusak USS Curtis Wilbur, melakukan transit rutin Selat Taiwan pada hari Kamis (25/2/2021). 

Namun juru bicara militer China mengkritik kapal perusak AS untuk misi tersebut, dengan mengatakan mereka mengancam stabilitas Laut China Selatan.

Berbicara pada hari Kamis, juru bicara Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) mengatakan USS Curtis Wilbur dilacak oleh pasukan China saat berlayar melalui Selat Taiwan.

Baca Juga: Ancaman China meningkat, AS-Jepang melakukan latihan militer berteknologi tinggi

“Tindakan tersebut secara artifisial menciptakan faktor risiko di Selat Taiwan, dengan sengaja merusak perdamaian dan stabilitas regional, kami dengan tegas menentang hal ini. Pasukan di zona perang selalu siaga tinggi dan siap untuk menanggapi semua ancaman dan provokasi," demikian pernyataan juru bicara tersebut dalam peringatan kepada AS seperti yang dikutip Express.co.uk.

China menganggap Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri untuk dipersatukan kembali dengan daratan.

Baca Juga: Vietnam perkuat sistem pertahanan demi hadapi China di Kepulauan Spratly

Sementara itu, Armada ke-7 Angkatan Laut AS membantah klaim bahwa mereka bertindak ilegal dan bersikeras bahwa transit tersebut sesuai dengan hukum internasional.

“Transit kapal melalui Selat Taiwan menunjukkan komitmen AS terhadap Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. Militer Amerika Serikat akan terus terbang, berlayar, dan beroperasi di mana pun yang diizinkan oleh hukum internasional," jelas Angkatan Laut AS.

Armada ke-7 juga melakukan latihan komputer bersama dengan Angkatan Laut Jepang baru-baru ini.

Latihan tersebut terjadi setelah Beijing memunculkan kembali ketakutan akan perang dengan Taiwan setelah menerbangkan satu skuadron jet tempur dan pembom di dekat Kepulauan Pratas.

Kementerian Pertahanan Taiwan mengklaim telah melihat 11 jet China pada hari Sabtu, termasuk delapan pesawat tempur, satu pesawat anti-kapal selam dan dua pembom H-6 berkemampuan nuklir.

Sebelumnya, Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS menegaskan kembali seruannya kepada China untuk menghentikan tekanan militer, diplomatik dan ekonominya terhadap Taiwan.

Dia menambahkan Beijing sebagai gantinya harus terlibat dalam dialog dengan perwakilan Taiwan yang terpilih secara demokratis.

Baca Juga: Beijing rilis undang-undang penembakan, ini reaksi keras Washington!

Presiden AS Joe Biden, dalam panggilan telepon pertamanya sebagai kepala negara dengan Presiden China Xi Jinping, mengatakan kepada Beijing tentang keprihatinannya atas Taiwan.

"Saya berbicara hari ini dengan Presiden Xi untuk menyampaikan harapan baik kepada rakyat China untuk tahun baru Imlek. Saya juga berbagi keprihatinan tentang praktik ekonomi Beijing, pelanggaran hak asasi manusia, dan pemaksaan Taiwan," kata Joe Biden dalam pernyataan yang diterbitkan oleh Gedung Putih setelah percakapan pada 10 Februari. 

Baca Juga: Ketegangan regional mendidih, Beijing dirikan pangkalan militer besar-besaran!

Pada awal tahun, Xi mengatakan kepada pasukan PLA untuk siap berperang setiap saat.

Bonji Ohara, seorang rekan senior di Sasakawa Peace Foundation yang berbasis di Tokyo, juga berbicara baru-baru ini tentang pentingnya Laut China Selatan.

"Pertama, Laut China Selatan penting untuk patroli strategis SSBN (kapal selam rudal balistik nuklir) China, yang perlu memasuki Samudra Pasifik barat untuk pencegahan nuklir terhadap AS," jelas Ohara kepada Anadolu Agency pada hari Kamis (25/2/2021).

Pakar tersebut juga menyarankan perairan yang disengketakan berfungsi sebagai zona penyangga bagi China jika AS melakukan serangan militer terhadap China daratan.

"China mengakui masalah Laut China Selatan dan dapat mengontrol persaingan bilateral dengan AS, tetapi khawatir bahwa AS dan sekutunya mungkin menahan Beijing dari Samudra Pasifik, Laut China Selatan, dan Samudra Hindia," paparnya.

Selanjutnya: AS ingatkan China jangan pakai kekuatan senjata di Laut China Selatan




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×