Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
Sementara itu, Netanyahu belum memberikan pernyataan pertanggungjawaban pribadi terhadap insiden tersebut.
Sebagai dukungan atas serangan balasan, Israel mendapatkan dukungan dari Barat. Namun, dukungan ini berpotensi hilang apabila invasi darat ke Gaza menyebabkan korban jiwa dan kerugian militer yang besar di pihak Palestina.
Konflik ini memiliki dampak besar terhadap kebijakan luar negeri Israel. Kemitraan perdamaian dengan Arab Saudi saat ini terhenti, dan upaya pembatasan terhadap Iran mendapat tantangan, terutama setelah Iran memuji invasi Hamas.
Baca Juga: Hamas dan Israel Saling Tuduh Soal Pelaku Penyerangan Rumah Sakit Al-Ahli Gaza
Menurut para perencana militer, perang di Gaza dengan tujuan pemusnahan Hamas bisa berlangsung lama. Selama periode ini, Netanyahu mungkin akan melakukan gencatan senjata akibat tekanan politik, namun apakah kesehatannya akan bertahan, menjadi pertanyaan yang muncul. Pasalnya, pada bulan Juli, dia mendapatkan alat pacu jantung karena kesehatannya menurun.
Beberapa analis percaya bahwa perpecahan di masyarakat Israel lebih kompleks daripada hanya kesalahan satu pemimpin. Amit Segal, seorang analis politik di Channel 12 TV, mengatakan, "Kami lupa menjadi saudara, dan terlibat perang. Belum terlambat untuk memperbaikinya. Berhentilah bertengkar - sekarang."
Baca Juga: Militer AS Titahkan 2.000 Personel Bersiap Ditempatkan di Timur Tengah
Dari dalam pemerintahan pun, tampaknya perpecahan mulai muncul. Asa-El menyoroti bagaimana beberapa anggota kabinet dicerca oleh publik, termasuk oleh pendukung alami partai Likud.
"Kemarahan akan semakin meningkat, dan upaya Netanyahu untuk menghindari tanggung jawab hanya akan menambah amarah. Dia harus mengakui kesalahan."