Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Pemerintah AS menghibahkan US$ 1,6 miliar kepada Novavax Inc dalam aksinya melakukan uji coba dan produksi potensi vaksin virus korona di AS. Targetnya 100 juta vaksin bisa diproduksi massal pada Januari 2021.
Dana diberikan oleh Departemen Kesehatan AS dalam program Operation Warp Speed, sebuah inisiasi Gedung Putih dalam mengakselerasi penanganan pandemi termasuk mendorong produksi potensi vaksin.
Baca Juga: Sempat tertahan, China bangun 8 reaktor nuklir hingga 2025
Melansir Reuters, Kamis (9/7), pemberian dana tersebut turut melambungkan saham Novavax hingga 29% menjadi US$ 102 per saham.
“Apa yang dilakukan Warp Speed adalah mendanai produksi 100 juta dosis vaksin yang akan dimulai pada kuartal empat tahun ini dan mungkin akan rampung pada Januari atau Februari tahun depan,” kata CEO Novavax Stanley Erck.
Dana tersebut juga akan digunakan untuk uji fase III, atau fase terakhir yang akan dilakukan dengan uji coba kepada manusia. Adapun hasil uji coba fase pertama yang sudah dikeluarkan disebut Erck bisa diketahui pada minggu depan. Setelahnya, pada Agustus atau September fase kedua akan digelar, sedangkan fase ketiga dijadwalkan pada Oktober mendatang.
Sebagai catatan, Novavax sejatinya bukan perusahaan pertama yang menerima dana bantuan dari Departemen. MAret lalu kandidat vaksin besutan Johnson & Johnson’s juga menerima dana US$ 456 juta, kemudian pada April Moderna Inc dapat US$ 486 miliar, selanjutnya ada AstraZeneca PLC yang bekerja sama dengan Universitas Oxford dapat dana hingga US$ 1,2 miliar.
Baca Juga: Harta orang terkaya sedunia, Jeff Bezos sentuh rekor lagi, ini nilainya
Teranyar, selain Novavax Departemen juga memberikan Emergent Biosolutions Inc senilai US$ 628 juta yang akan bertugas membantu distribusi vaksin produksi Novavax. Adapula Regeneron Pharmaceuticals yang menerima US$ 450 juta untuk membuat dan memasok antibodi.
Pimpinan Departemen Alex Azar bilang pemberian dana ke Novavax dilakukan untuk meningkatkan kemungkinan produksi vaksin yang setidaknya aman, dan efektif, serta dapat diproduksi massal pada akhir tahun.
Pemberian dana kepada Novavax sejatinya cukup mengejutkan, lantaran mereka sebenarnya bukan prioritas dalam Operation Warp Speed seperti Moderna, AstraZeneca, Pfizer INc, J&J, dan Merck & Co.
Baca Juga: Ini bukti China spionase di negara lain, pejabat & bos perusahaan jadi agen rahasia
Meski demikian, Novavax sebelumnya memang telah banyak menerima dana buat mengembangkan kandidat vaksin. Pada Mei mereka misalnya menerima dana US$ 388 juta dari Coalition Epidemic Preparedness Innovations (CEPI) yang sebelumnya juga telah mengucurkan dana US$ 4 juta.
Kemudian pada Juni Departemen Pertahanan AS juga mengucurkan dana US$ 60 untuk mendukung produksi 10 juta dosis kandidat vaksin.
Erck bilang peningkatan skala produksi yang kini dimiliki Novavax berkat kerjasama dengan dua kontraktor berskala besar di luar yang sudah dikerjakan dengan Emergent. Awal tahun depan, NOvavax menaksir bisa memproduksi 50 juta dosis per bulannya di AS.
Baca Juga: Ukraina siap perang jika tank Rusia mengancam, rudal ini sudah disiagakan