Sumber: AFP | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Uni Eropa akhirnya mencapai kesepakatan pada Rabu (3/12/2025) untuk melarang seluruh impor gas Rusia paling lambat musim gugur 2027. Langkah ini menjadi upaya besar untuk memutus aliran dana yang membantu membiayai perang Moskow.
“Ini awal dari babak baru, Eropa benar-benar lepas dari ketergantungan energi terhadap Rusia,” ujar Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen setelah pengumuman kesepakatan itu.
Melansir AFP, larangan ini dirancang untuk mengakhiri ketergantungan yang sudah lama membelenggu Eropa, bahkan setelah invasi Rusia ke Ukraina. Kesepakatan tersebut merupakan titik tengah antara negara-negara anggota dan Parlemen Eropa, yang ingin larangan diberlakukan lebih cepat.
“Kita berhasil: Eropa menutup keran gas Rusia selamanya,” tulis Komisioner Energi UE Dan Jorgensen di X.
Dia menambahkan: “Kini kita memilih keamanan energi dan kemandirian. Tidak ada lagi pemerasan. Tidak ada lagi manipulasi pasar oleh Putin. Kita berdiri teguh bersama Ukraina.”
Berdasarkan kesepakatan ini:
Kontrak jangka panjang untuk gas pipa, yang paling sensitif karena bisa berlangsung puluhan tahun, akan dilarang mulai 30 September 2027, atau paling lambat 1 November 2027, tergantung kecukupan stok gas Eropa.
Kontrak jangka panjang LNG akan dilarang mulai 1 Januari 2027, sesuai dorongan von der Leyen untuk memperketat sanksi energi.
Baca Juga: Peso Filipina dan Won Korea Lesu Kamis (4/12) Pagi, Mayoritas Mata Uang Asia Stabil
Sementara itu, kontrak jangka pendek akan dihentikan lebih cepat:
- 25 April 2026 untuk LNG,
- 17 Juni 2026 untuk gas pipa.
UE menyatakan bahwa larangan ini dimaksudkan untuk mengakhiri ketergantungan pada energi Rusia setelah Moskow mempolitisasi pasokan gas, yang berdampak besar pada pasar energi Eropa.
Kesepakatan tersebut masih perlu disahkan secara resmi oleh Parlemen Eropa dan negara-negara anggota.
Perusahaan Eropa nantinya bisa menggunakan klausul force majeure untuk memutus kontrak yang sudah berjalan, keputusan yang secara hukum dibenarkan karena UE telah menerapkan larangan impor.
Baca Juga: Korban Tewas Kebakaran Hong Kong Mencapai 159 Setelah Seluruh Menara Diperiksa
Upaya Lepas dari Energi Rusia
Kesepakatan ini juga menugaskan Komisi Eropa menyusun rencana untuk menghentikan impor minyak Rusia ke Hungaria dan Slovakia pada akhir 2027.
Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban, pemimpin UE yang paling dekat dengan Kremlin, bahkan sempat menentang Brussel bulan lalu dengan menyatakan bahwa negaranya akan tetap membeli energi Rusia setelah bertemu Putin.
UE sebenarnya sudah mengurangi ketergantungannya pada minyak Rusia sejak 2022, tetapi memberi pengecualian kepada dua negara yang tak memiliki akses laut itu.
Hampir empat tahun setelah invasi, UE kini berupaya memutus total aliran pendapatan energi bagi Moskow.
Pangsa gas Rusia dalam impor UE turun dari 45% pada 2021 menjadi 19% pada 2024. Meski impor gas pipa menurun tajam, Eropa justru mengalihkan sebagian kebutuhan ke LNG dan Rusia tetap menjadi pemasok penting.
Pada 2024, Rusia masih menyuplai sekitar 20% impor LNG UE, atau 20 miliar meter kubik dari sekitar 100 miliar.
Bahkan tahun ini, nilai impor LNG Rusia ke UE masih diperkirakan mencapai €15 miliar.
Tonton: Setelah Sumatera, Waspadai Bibit Siklon Tropis di Selatan Indonesia Jelang Nataru 2026
Kesimpulan
UE akhirnya menyepakati jadwal tegas untuk menghentikan seluruh impor gas Rusia paling lambat 2027. Langkah ini adalah kombinasi antara geopolitik, keamanan energi, dan strategi memutus sumber pendanaan perang Rusia. Namun ada beberapa catatan penting:
- Timeline 2027 sebenarnya kompromi politik, bukan keputusan teknis murni. Negara seperti Hungaria “mengulur waktu”.
- Larangan LNG mungkin mengganggu pasokan, terutama saat musim dingin, sehingga keberhasilan rencana bergantung pada kesiapan infrastruktur energi alternatif.
- UE masih sangat bergantung pada LNG AS, yang bisa menciptakan ketergantungan baru.
- Force majeure memberi jalan keluar hukum, tapi tidak menjamin transisi akan berlangsung mulus bagi perusahaan energi.
- Rusia masih memiliki leverage hingga 2027, terutama melalui LNG, yang lebih fleksibel dibanding gas pipa.













