Sumber: Channelnewsasia.com | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengatakan, ia khawatir ketegangan Amerika Serikat (AS)-China akan terus berlanjut selepas Pemilihan Presiden AS tahun ini.
Dalam dialog virtual yang diselenggarakan oleh Dewan Atlantik, lembaga think-tank AS, Rabu (29/7), Lee juga menyoroti "konsensus bipartisan tentang memperlakukan China sebagai ancaman".
"Secara historis, dalam tahun-tahun pemilihan presiden, hubungan AS-China selalu terjerat dalam kampanye presiden," kata Perdana Menteri Singapura seperti dikutip Channelnewsasia.com.
"Dan setelah itu, setelah beberapa waktu ketika pemerintahan baru terbentuk, Anda mulai memahami seperti apa, sebenarnya dunia ini seperti apa, dan keadaan mulai tenang," ujar Lee.
Baca Juga: AS kian mengancam, China coba merebut hati tetangganya di ASEAN
"Saya tidak yakin, apakah ini akan terjadi kali ini, karena medannya sangat berbeda, dan tingkat animus, dan sedih untuk mengatakan, konsensus bipartisan tentang memperlakukan China sebagai ancaman sangat luar biasa," sebut dia.
"Dan, saya khawatir itu akan berlanjut melewati pemilihan presiden. Dan jika itu terjadi, saya pikir itu pertanda buruk bagi dunia," ungkap Lee.
Pemerintahan Donald Trump belakangan kerap bentrok dengan China di berbagai bidang, seperti klaim teritorial, peralatan telekomunikasi, dan yang terbaru, penanganan Beijing terhadap pandemi virus corona.
Lee menyebut keadaan hubungan AS-China saat ini sebagai "situasi yang tidak menguntungkan", di mana kedua negara tersebut mengambil tindakan dan tindakan balasan. Dan, masalah-masalah tersebut "menyebar dan menyebar ke semua bidang hubungan".
Baca Juga: China sangkal tudingan AS atas keterlibatan dengan mata-mata Singapura
AS akan "bertabrakan" dengan China termasuk di Asia
"Adalah normal di antara dua kekuatan bahwa Anda akan memiliki area di mana Anda memiliki kontradiksi dan area di mana Anda dapat bekerjasama," katanya.
"Anda memiliki banyak bidang di mana tidak hanya ada kontradiksi, tetapi juga ketidakpercayaan yang mendalam, dan ini korosif, dan itu membuat hubungan yang sangat sulit menjadi sangat berbahaya," tegas Lee.
"Karena jika itu salah, itu bukan sembarang hubungan bilateral, itu adalah hubungan bilateral paling penting di dunia, antara Amerika Serikat yang sangat kuat, dan antara negara dengan seperempat umat manusia," ujar dia.
Lee juga khawatir, AS akan "bertabrakan" dengan China termasuk di Asia. Dan, AS mungkin memutuskan tidak memiliki kepentingan di Asia dan "meninggalkan kami untuk pertahanan kami sendiri".
Baca Juga: Berang, China: AS setop gunakan masalah spionase untuk fitnah kami
"Kita semua memiliki hubungan baik dengan China, kita semua menginginkan hubungan baik dengan China di Asia, tetapi kita semua juga memiliki hubungan yang sangat mendalam dengan Amerika Serikat, dan ingin mempertahankannya pada saat yang sama, dan menjaga keseimbangan itu," katanya.
"Dan bagi AS, untuk dapat memainkan peran itu dan cenderung banyak minat Anda, dan banyak teman dan banyak investasi Anda di kawasan ini, saya pikir itu memerlukan sejumlah besar perhatian dari pembentukan kebijakan Amerika Serikat," sebut Lee.
"Karena kalau tidak, bagian dari dunia yang sangat penting bagi Amerika Serikat sejak Perang Dunia Kedua, saya pikir mungkin menjadi masalah dan bukan aset bagi mereka," ujar dia.
Untuk itu, Lee menyarankan, pemerintahan hasil Pemilihan Presiden AS November mendatang harus menstabilkan hubungan dengan China dan mengembangkan konsensus bipartisan mengenai hubungan AS-Asia
Baca Juga: Kian panas, AS ajak ASEAN mengakui China telah melanggar hukum di Laut China Selatan
Selain itu, mereka mesti menemukan cara untuk kembali ke Kemitraan Trans-Pasifik, pakta perdagangan multilateral yang ditarik oleh Pemerintahan Trump.