kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.164.000   41.000   1,93%
  • USD/IDR 16.695   76,00   0,46%
  • IDX 8.125   85,16   1,06%
  • KOMPAS100 1.130   12,55   1,12%
  • LQ45 811   6,69   0,83%
  • ISSI 282   3,69   1,32%
  • IDX30 425   2,99   0,71%
  • IDXHIDIV20 489   5,53   1,14%
  • IDX80 124   1,36   1,11%
  • IDXV30 133   1,56   1,18%
  • IDXQ30 135   1,11   0,83%

Kim Jong Un Buka Peluang Dialog dengan AS Jika Tekanan Denuklirisasi Dihentikan


Selasa, 23 September 2025 / 16:56 WIB
Kim Jong Un Buka Peluang Dialog dengan AS Jika Tekanan Denuklirisasi Dihentikan
ILUSTRASI. Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, menyatakan bahwa dirinya terbuka untuk menggelar pertemuan dengan Amerika Serikat. KCNA via REUTERS 


Sumber: Al Jazeera | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, menyatakan bahwa dirinya terbuka untuk menggelar pertemuan dengan Amerika Serikat, asalkan Washington menghentikan desakan agar Pyongyang menyerahkan program senjata nuklirnya.

“Jika Amerika Serikat melepaskan obsesi absurd dengan denuklirisasi dan menerima kenyataan, serta menginginkan koeksistensi damai yang tulus, maka tidak ada alasan bagi kami untuk tidak duduk bersama,” ujar Kim dalam pidatonya di Majelis Rakyat Tertinggi di Pyongyang, Minggu (21/9), seperti dikutip media resmi KCNA.

Kenangan pada Donald Trump

Dalam pidatonya, Kim juga menyinggung hubungannya dengan Presiden AS Donald Trump, yang ia temui tiga kali pada masa jabatan pertama Trump.
“Secara pribadi, saya masih memiliki kenangan indah tentang Presiden Trump,” kata Kim.

Pernyataan ini muncul setelah pertemuan antara Trump dan Presiden Korea Selatan Lee Jae-myung di Gedung Putih bulan lalu, di mana keduanya menyatakan keterbukaan untuk bertemu dengan Kim.

Baca Juga: Tolak Denuklirisasi, Korea Utara Klaim Senjata Nuklir Jadi Pilihan Tak Terhindarkan

“Suatu hari saya akan bertemu dengannya. Saya menantikannya. Dia sangat baik kepada saya,” kata Trump. Lee bahkan dengan nada bercanda menyatakan harapannya agar Trump membangun “Trump Tower” di Korea Utara, “supaya saya bisa bermain golf di sana.”

Meski ada sinyal diplomasi, Pyongyang tetap mengecam latihan militer gabungan AS–Korsel. Kim Yo Jong, adik perempuan Kim Jong Un, menyebut latihan tersebut sebagai “latihan invasi sembrono.”

Seoul Dorong Pendekatan Lebih Realistis

Dalam wawancara dengan BBC dan Reuters, Presiden Korea Selatan Lee Jae-myung menegaskan perlunya pendekatan lebih realistis terhadap isu nuklir.

Menurut Lee, target baru yang masuk akal adalah menghentikan akuisisi senjata nuklir tambahan oleh Pyongyang, ketimbang memaksakan denuklirisasi total yang selama ini dinilai gagal.

“Soal jangka panjang, kita tidak boleh menyerah pada tujuan denuklirisasi. Tetapi ada manfaat nyata jika Korea Utara menghentikan pengembangan nuklir dan misilnya,” ujar Lee.

Lee juga menilai sanksi internasional telah gagal mencegah program nuklir Korea Utara. “Realitasnya, pendekatan sanksi dan tekanan tidak menyelesaikan masalah, malah memperburuknya,” katanya. Saat ini, Pyongyang diperkirakan menambah 15–20 hulu ledak nuklir per tahun.

Kim Tegaskan Ketahanan terhadap Sanksi

Menanggapi isu sanksi, Kim menegaskan bahwa tekanan internasional justru membuat negaranya semakin kuat. “Tidak akan pernah ada, bahkan untuk selamanya, negosiasi dengan musuh demi imbalan pencabutan sanksi,” ujarnya.

Baca Juga: Kim Jong Un: Nuklir Tak Ditukar Sanksi AS! Dialog Boleh?

PBB telah memberlakukan sanksi terhadap Korea Utara hampir 20 tahun lalu karena program nuklir dan rudal balistiknya. Namun, tahun lalu Kim berjanji untuk secara “eksponensial” meningkatkan arsenal nuklir negaranya demi menghadapi “kekuatan-kekuatan bermusuhan.”

Laporan terbaru Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) memperingatkan bahwa dunia berisiko memasuki era perlombaan senjata nuklir baru, melibatkan sembilan negara bersenjata nuklir: AS, Rusia, China, Inggris, Prancis, India, Pakistan, Israel, dan Korea Utara.

Hubungan dengan China dan Rusia

Sinyal keterbukaan Kim terhadap Washington datang setelah ia menghadiri parade militer di Beijing awal bulan ini bersama Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin, memperingati 80 tahun berakhirnya Perang Dunia II.

Menanggapi acara itu, Trump menulis di platform Truth Social: “Mohon sampaikan salam hangat saya kepada Vladimir Putin dan Kim Jong Un, saat Anda bersekongkol melawan Amerika Serikat.”

Selanjutnya: 10 Daftar Minuman yang Sebaiknya Dihindari oleh Penderita Penyakit Ginjal

Menarik Dibaca: 10 Daftar Minuman yang Sebaiknya Dihindari oleh Penderita Penyakit Ginjal




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×