Sumber: The Guardian,The Guardian | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kemunculan putri Kim Jong-un, Kim Ju-ae, di China menjelang parade “hari kemenangan” yang dipimpin Presiden Xi Jinping di Beijing memicu spekulasi bahwa ia sedang dipersiapkan menjadi pemimpin perempuan pertama Korea Utara.
Foto yang dirilis media resmi Korea Utara memperlihatkan Ju-ae, yang diyakini berusia awal belasan tahun, turun dari kereta lapis baja ayahnya di ibu kota China. Ia tampak tersenyum dalam balutan setelan biru tua, berdiri di belakang Kim Jong-un saat memulai lawatan internasional pertamanya.
Sosok yang Kian Sering Muncul
Meski nama dan usia Ju-ae belum pernah dikonfirmasi secara resmi oleh rezim Pyongyang, ia bukan wajah asing bagi publik. Putri Kim ini kerap terlihat mendampingi ayahnya dalam berbagai acara penting, mulai dari uji coba rudal balistik hingga pembukaan resor wisata Wonsan Kalma.
Kemunculan pertamanya di hadapan dunia dicatat pada 2022, ketika ia hadir dalam peluncuran rudal balistik antarbenua. Beberapa bulan kemudian, ia tampil dalam parade memperingati ulang tahun berdirinya Tentara Rakyat Korea. Sejak saat itu, media negara mulai menyebutnya sebagai “putri terhormat” Kim Jong-un.
Baca Juga: 2.000 Tentara Korea Utara Tewas di Ukraina Saat Membantu Rusia
Identitas Ju-ae pertama kali diungkap oleh mantan bintang NBA Dennis Rodman pada 2013, yang mengklaim pernah menggendong bayi putri Kim saat berkunjung ke Pyongyang.
Laporan intelijen Korea Selatan pada 2017 menyebut Kim Jong-un dan istrinya, Ri Sol-ju, memiliki tiga anak: seorang putra (lahir 2010), seorang putri (lahir 2013, diduga Ju-ae), dan seorang anak lagi pada 2017 yang jenis kelaminnya belum terungkap.
Dipersiapkan Jadi Penerus?
Para analis menilai kehadiran Ju-ae di Beijing, terutama dalam acara yang menandai terbentuknya aliansi anti-Barat yang samar, semakin memperkuat teori bahwa ia adalah calon penerus takhta Korea Utara.
“Ju-ae saat ini adalah kandidat terdepan sebagai pemimpin tertinggi berikutnya,” ujar Michael Madden, pakar kepemimpinan Korea Utara dari Stimson Center. “Ia sedang mendapatkan pengalaman protokol yang penting untuk perannya di masa depan, baik sebagai pemimpin maupun elite inti.”
Berbeda dengan ayahnya, Kim Jong-un, yang disebut tidak pernah mendampingi Kim Jong-il dalam kunjungan luar negeri, Ju-ae kini aktif hadir dalam acara diplomatik. Bahkan pada Mei lalu, ia menghadiri peringatan perang di kedutaan Rusia di Pyongyang.
Baca Juga: Intip Daftar Negara Tanpa Pajak Penghasilan, Ada Brunei dan Korea Utara
Tantangan Suksesi dan Masa Depan
Meski Ju-ae kian menonjol, waktu dan mekanisme suksesi masih belum jelas. Tradisi di Korea Utara biasanya menempatkan calon pemimpin pada sejumlah posisi senior sebelum benar-benar naik takhta. Selain itu, masih menjadi tanda tanya bagaimana elit partai dan militer akan merespons jika seorang perempuan ditetapkan sebagai pemimpin tertinggi.
Kim Jong-un sendiri, yang kini berusia sekitar 41–42 tahun, tampak masih sehat meski pernah dikabarkan mengalami masalah kesehatan, termasuk serangan gout pada 2014. Namun, penguatan peran Ju-ae menunjukkan bahwa rezim sedang menyiapkan skenario kepemimpinan jangka panjang.