kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kim Jong Un disebut pernah menertawakan Donal Trump


Selasa, 23 Juni 2020 / 13:38 WIB
Kim Jong Un disebut pernah menertawakan Donal Trump
ILUSTRASI. Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. KCNA via REUTERS


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Ada sebuah kisah tentang pemimpin Amerika dengan pemimpin Korea Utara yang selama ini tidak diketahui umum. Disebut-sebut, Pemimpin Korut Kim Jong Un pernah menertawakan Presiden AS Donald Trump ketika mengomentari relasi pribadi mereka.

Pernyataan itu disampaikan mantan Penasihat Keamanan Nasional John Bolton, jelang perilisan bukunya yang membuat geram sang presiden. Dalam wawancara dengan ABC News, Bolton ditanya jurnalis Martha Raddatz apakah Trump sungguh memercayai bahwa Kim Jong Un menyukai dirinya.

Penasihat yang dipecat pada September 2019 itu menjawab, dia tidak melihat sang Pemimpin Korea Utara benar-benar serius dengan relasi itu. "Saya kira Kim Jong Un tertawa mendengarnya. Surat itu, yang ditunjukkan presiden, ditulis oleh pejabat di Partai Buruh Korut," jelas John Bolton.

Baca Juga: Terbitkan buku kontroversial, mantan penasehat sebut Trump tak tahu apa-apa

Dia menyatakan, presiden 74 tahun itu menganggap surat yang diberikan oleh Pyongyang merupakan tanda persahabatan dalam mereka. Dilansir AFP Senin (22/6/2020), Bolton menganggap Trump tidak layak menjadi Presiden AS, dan berharap dia hanya menjabat selama satu periode. "Saya berharap (sejarah) akan mengingatnya sebagai presiden satu periode yang tidak menjerumuskan negara terlalu dalam ke dalam pusaran yang bisa kita lupakan," paparnya.

Dia menuturkan pada Pilpres AS November nanti, dia tidak akan memilih baik mantan atasannya tersebut maupun rivalnya dari Demokrat, Joe Biden. Gedung Putih sudah berusaha untuk menghentikan buku itu. Tapi pada Sabtu (20/6/2020), hakim membatalkan gugatan itu karena menganggap sudah terlambat untuk menghalanginya.

Baca Juga: Diserang kiri-kanan, Trump disebut tak layak secara intelektual jadi Presiden Amerika

"Habis kesabaran"

Buku Bolton, The Room Where it Happened, berisi pengalamannya selama 17 bulan mendampingi Trump sebelum didepak pada September 2019. Dia menuturkan, "kesabarannya sudah habis" ketika melihat atasannya itu mengundang Taliban ke Camp David, dan membuatnya mantap untuk mundur.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×