kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Korea Utara vs Korea Selatan: Korea Utara akan kirim pasukan ke zona demiliterisasi


Rabu, 17 Juni 2020 / 14:20 WIB
Korea Utara vs Korea Selatan: Korea Utara akan kirim pasukan ke zona demiliterisasi
ILUSTRASI. Seorang tentara Korea Utara terlihat di samping pos jaga di dalam wilayah Korea Utara dalam gambar ini diambil di dekat zona demiliterisasi yang memisahkan kedua Korea di Paju, Korea Selatan 16 Juni 2020. REUTERS/Kim Hong-Ji


Sumber: Al Jazeera | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Kemarahan Korea Utara sudah di ubun-ubun. Terbaru, Korea Utara akan memindahkan pasukan militer ke daerah-daerah perbatasan yang masuk zona demiliterisasi dan menolak tawaran Korea Selatan untuk mengirim utusan khusus demi mengurangi ketegangan.

Kantor berita Korea Utara KCNA melaporkan, langkah-langkah tersebut terjadi sehari setelah Pyongyang menghancurkan kantor penghubung bersama yang telah didirikan di kota perbatasan Kaesong sebagai bagian dari perjanjian damai, dan mendapat teguran keras dari kantor kepresidenan Korea Selatan.

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in awal pekan ini menawarkan mengirim penasihat keamanan nasionalnya Chung Eui-yong dan kepala mata-mata Suh Hoon ke Pyongyang sebagai utusan khusus, dan mendesak Korea Utara untuk kembali berdialog.

Baca Juga: Redam ketegangan dengan Korut, Korea Selatan gencar komunikasi dengan AS dan China

Namun Kim Yo Jong, saudara perempuan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan seorang pejabat senior pemerintah dengan tegas menolak proposal yang menurut mereja tidak bijaksana dan menyeramkan.

"Kim menertawakan penawaran Moon dan menuduhnya menggunakan utusan untuk mengatasi krisis dan menyarankan proposal tidak masuk akal," demikian laporan KCNA yang dikutip Al Jazeera.

Menurut Korea Utara, solusi untuk krisis saat ini antara Utara dan Selatan yang disebabkan ketidakmampuan dan tidak bertanggung jawab pihak berwenang Korea Selatan adalah tidak mungkin dan itu dapat dihentikan hanya ketika harga yang pantas dibayar.

Sebagai tanggapan atas pernyataan tersebut, Korea Selatan tidak akan lagi menerima "perilaku tidak masuk akal" oleh Korea Utara.

Yoon Do-han, juru bicara kepresidenan Korea Selatan mengatakan kecaman Kim terhadap Moon tidak sopan dan tidak masuk akal. "Ini pada dasarnya merusak kepercayaan yang dibangun oleh kedua pemimpin," ujarnya.

Peningkatan tensi duo Korea tersebut, membatalkan kesepakatan perdamaian lintas-perbatasan yang terkait dengan pembangunan ekonomi. Ini akan menjadi kemunduran besar bagi upaya Moon untuk rekonsiliasi yang lebih tahan lama dengan Korea Utara. Selain itu, akan semakin mempersulit upaya-upaya Amerika Serikat (AS) yang telah terhenti untuk membujuk Pyongyang meninggalkan program nuklir dan misilnya.

Kim Yo Jong juga mengecam Moon dengan keras dalam pernyataan yang dikutip KCNA lainnya, dengan mengatakan Moon telah mengubah hubungan antar-Korea menjadi boneka AS.

"Di mata Kim, pemerintahan Moon memberikan terlalu banyak harapan palsu bahwa itu akan menentang tekanan AS untuk memajukan hubungan mereka," kata Chun Yung-woo, mantan utusan nuklir Korea Selatan, kepada kantor berita Reuters.

Baca Juga: Pamer kemarahan, Korut merilis foto ledakan dahsyat kantor penghubung dengan Korsel


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×