Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Korea Selatan menyambut kedatangan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dengan upacara meriah pada Rabu (29/10), termasuk pemberian replika mahkota emas dan penghargaan “Grand Order of Mugunghwa”, tanda kehormatan tertinggi di negara itu.
Menurut pernyataan Kantor Kepresidenan Korea Selatan, penghargaan tersebut diberikan sebagai pengakuan atas peran Trump sebagai “pembawa perdamaian di Semenanjung Korea.”
Trump tiba di Korea Selatan dalam rangkaian akhir dari lawatan Asia yang juga mencakup kunjungan ke Malaysia dan Jepang. Dalam kunjungan ini, Trump dijadwalkan mengadakan pembicaraan dagang tingkat tinggi dengan Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung dan Presiden China Xi Jinping.
Disambut Upacara Militer dan Lagu “YMCA”
Pesawat kepresidenan Air Force One dikawal oleh jet tempur Amerika dan Korea Selatan saat mendekati wilayah udara Korea. Setibanya di landasan, Trump disambut oleh band militer Korea Selatan yang memainkan lagu “YMCA”, disertai tembakan salvo kehormatan.
Baca Juga: Trump dan Presiden Korsel Lee Jae Myung Rampungkan Kesepakatan Dagang Bernilai Besar
Presiden Lee Jae Myung berharap kunjungan ini dapat membantu mempercepat negosiasi yang tengah berlangsung untuk menurunkan tarif impor AS terhadap produk Korea Selatan. Ia juga berupaya membangun hubungan pribadi dengan Trump dengan memuji langkah-langkah diplomasi Trump terhadap Korea Utara.
“Saya ingin memakainya sekarang juga,” kata Trump saat menerima penghargaan “Grand Order of Mugunghwa,” yang dinamai sesuai bunga nasional Korea Selatan, Mugunghwa (Hibiscus syriacus), atau dikenal juga sebagai Rose of Sharon.
Seorang pejabat Korea Selatan mengatakan, Trump merupakan presiden AS pertama yang menerima penghargaan tersebut.
Pertemuan di Gyeongju: Simbol Perdamaian dan Sejarah
Pertemuan bilateral antara Trump dan Lee berlangsung di kota bersejarah Gyeongju, yang dulunya merupakan ibu kota kerajaan Silla—kerajaan yang memerintah sebagian besar Semenanjung Korea hingga abad ke-9.
Baca Juga: Trump Klaim Cegah Perang India–Pakistan Lewat Ancaman Tarif 250%
Dalam kesempatan itu, Trump menerima replika mahkota emas Cheonmachong, artefak bersejarah yang ditemukan di salah satu makam kuno Gyeongju. Mahkota asli dikenal karena bentuknya yang menjulang dan hiasan daun emas yang menjuntai.
“Mahkota ini melambangkan masa damai panjang di era Silla serta harapan akan era baru perdamaian dan pertumbuhan bersama yang akan diwujudkan oleh Korea Selatan dan Amerika Serikat,” demikian pernyataan kantor Lee.
Menu Makan Siang Khusus untuk Trump
Kedua pemimpin menikmati makan siang kerja dengan menu yang dirancang khusus mengikuti selera Trump. Hidangan pembuka menampilkan salad dengan saus Thousand Island, sebagai penghormatan terhadap kisah sukses Trump di kampung halamannya, New York.
Baca Juga: Donald Trump Akui Tak Bisa Maju Lagi: 'Konstitusi Cukup Jelas, Saya Tidak Diizinkan'
Menu utama terdiri dari “mini beef patties dengan saus tomat”, “Korean Platter of Sincerity” yang menggabungkan daging sapi AS, nasi lokal, dan saus kedelai khas Korea, serta ikan panggang dengan saus campuran gochujang dan ketchup.
Sebagai penutup, disajikan “Peacemaker’s Dessert”, berupa brownies bertabur emas, simbol perdamaian dan kemakmuran.
Diplomasi di Tengah Jadwal Padat
Hari itu ditutup dengan jamuan makan malam bersama para pemimpin Vietnam, Australia, Selandia Baru, Kanada, Thailand, dan Singapura. Para tamu akan disuguhi Trump Chardonnay dan Trump Cabernet Sauvignon, anggur produksi Trump Winery milik Eric Trump, putra presiden AS tersebut.
Menurut tiga sumber diplomatik, beberapa pemimpin negara bahkan mengubah jadwal mereka untuk menyesuaikan kedatangan Trump, yang hadir dan akan meninggalkan Korea Selatan sebelum KTT APEC yang dijadwalkan berlangsung pada Jumat dan Sabtu mendatang.
Kota Gyeongju sendiri jarang menjadi lokasi pertemuan internasional besar, sehingga sejumlah diplomat asing melaporkan kesulitan memesan penginapan dan menyiapkan fasilitas pertemuan. Namun, Kementerian Luar Negeri Korea Selatan membantah adanya kekurangan kamar hotel, dengan menyatakan bahwa baru sekitar 50% kapasitas akomodasi di wilayah tersebut yang terisi.












