Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dijadwalkan akan mengadakan pertemuan bilateral dalam beberapa hari mendatang.
Hal ini disampaikan oleh ajudan Kremlin, Yuri Ushakov, pada Kamis (7/8), dan akan menjadi pertemuan puncak pertama antara kedua tokoh sejak 2021.
Pengumuman tersebut muncul sehari setelah utusan Trump, Steve Witkoff, mengadakan pembicaraan dengan Putin guna mencari jalan keluar untuk mengakhiri perang di Ukraina.
Baca Juga: Trump Kritik Putin: Terus Beri Omong Kosong soal Perang Ukraina
Trump sebelumnya mengancam akan menjatuhkan sanksi tambahan kepada Rusia dan negara-negara yang tetap mengimpor ekspor Rusia jika tidak tercapai kesepakatan damai.
"Atas usulan pihak Amerika, secara prinsip telah disepakati untuk menggelar pertemuan tingkat tinggi antara Presiden Vladimir Putin dan Donald Trump dalam waktu dekat," ujar Ushakov, seperti dikutip kantor berita Interfax.
Ia menambahkan bahwa lokasi pertemuan telah disepakati, namun belum diumumkan secara resmi.
Putin sendiri dijadwalkan bertemu Presiden Uni Emirat Arab pada hari yang sama, yang oleh beberapa sumber disebut-sebut sebagai tempat potensial pelaksanaan pertemuan tersebut.
Pasar keuangan Rusia merespons positif kabar ini. Indeks saham MOEX melonjak lebih dari 5% dan mencapai level tertinggi dalam dua bulan terakhir. Sementara itu, nilai tukar rubel menguat terhadap dolar AS dan yuan Tiongkok.
Baca Juga: Trump Ancam Hentikan Dukungan Perdamaian Rusia-Ukraina Jika Tak Ada Kemajuan Nyata
Pertemuan ini akan menjadi pertemuan tingkat tinggi pertama antara pemimpin Rusia dan AS sejak Presiden Joe Biden bertemu dengan Putin di Jenewa pada Juni 2021. Invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022 telah memperburuk hubungan diplomatik kedua negara secara drastis.
Trump diketahui berusaha memperbaiki hubungan AS-Rusia dan berkomitmen untuk mengakhiri konflik Ukraina. Meski begitu, dalam pernyataan publiknya, ia kerap menunjukkan sikap ambigu terhadap Putin, antara kekaguman dan kritik tajam.
Usulan Pertemuan Tiga Pihak
Menurut Ushakov, dalam pertemuan dengan Putin, Witkoff sempat mengusulkan pertemuan tiga pihak antara Trump, Putin, dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy. Namun, Rusia menolak menanggapi usulan tersebut.
"Kami mengusulkan agar fokus diarahkan pada persiapan pertemuan bilateral antara Putin dan Trump. Kami yakin, yang terpenting adalah memastikan pertemuan tersebut berjalan sukses dan produktif," kata Ushakov.
Ia juga menyebut bahwa pertemuan antara Putin dan Witkoff berlangsung dalam suasana bisnis dan konstruktif.
Baca Juga: AS dan Rusia Akan Bertemu di Arab Bahas Perdamaian Perang Ukraina dan Rusia
"Ditekankan bahwa hubungan Rusia-Amerika dapat dikembangkan melalui pendekatan yang sepenuhnya baru dan saling menguntungkan, sangat berbeda dari dinamika hubungan dalam beberapa tahun terakhir," ujarnya.
Blogger pro-Kremlin, Yuri Podolyaka, menyebut Putin memainkan "permainan diplomatik yang sangat hebat". Menurutnya, Putin berhasil memanfaatkan Trump dalam "korsel negosiasi", tulisnya di blog pribadinya yang memiliki lebih dari 3 juta pengikut.
Sementara itu, Trump pada hari Rabu mengumumkan penerapan tarif tambahan sebesar 25% terhadap barang-barang asal India yang mulai berlaku pada 28 Agustus, sebagai respons atas keputusan New Delhi yang tetap mengimpor minyak dari Rusia. Langkah ini memperburuk ketegangan antara AS dan India.
Trump juga mengisyaratkan kemungkinan penerapan tarif serupa terhadap produk asal China, yang juga merupakan salah satu importir utama minyak Rusia.
Baca Juga: Putin Sepakati Penghentian Serangan ke Fasilitas Energi Ukraina Selama 30 Hari
Di sisi lain, Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, bertemu dengan Penasihat Keamanan Nasional India, Ajit Doval, pada Kamis. Dalam pertemuan tersebut, Shoigu menegaskan komitmen Moskow untuk terus memperkuat kemitraan strategis dengan India.
Menurut Interfax, Doval menyampaikan bahwa Presiden Putin dijadwalkan akan mengunjungi India pada akhir Agustus.












