kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Krisis pembekuan parlemen Inggris, poundsterling anjlok ke level terendah sejak 2016


Selasa, 03 September 2019 / 15:46 WIB
Krisis pembekuan parlemen Inggris, poundsterling anjlok ke level terendah sejak 2016
ILUSTRASI. Boris Johnson memasuki rumah dinas Perdana Menteri Inggris


Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - LONDON. Pada transaksi Selasa (3/9) pagi waktu London, nilai tukar poundsterling mencapai level yang tidak pernah terlihat sebelumnya sejak Oktober 2016. Kondisi ini terjadi seiring adanya ancaman krisis konstitusi Brexit ke depan.

Data CNBC menunjukkan, pada pukul 08.00 pagi waktu London, poundsterling diperdagangkan di level US$ 1,1968 yang merupakan level terendah sejak "flash crash" pada Oktober 2016. Pada kejatuhan singkat itu, poundsterling anjlok 6% hanya dalam hitungan menit saat transaksi perdagangan Asia menjadi US$ 1,1491.

Baca Juga: Boris Johnson ancam usir anggota parlemen Partai Konservatif yang tolak Brexit

Meski tidak ada faktor tunggal yang menyebabkan kejatuhan tiba-tiba itu di akhir 2016, laporan resmi dari bank bagi transaksi internasional menyimpulkan bahwa penyebabnya adalah kombinasi dari perdagangan algoritma yang sangat sensitif, pengalaman trader, dan minimnya partisipasi market pada saat itu.

Ancaman Brexit shutdown

Nah, bagaimana dengan pelemahan kali ini? Sejumlah pengamat mensinyalir, pelemahan terjadi karena krisis Brexit yang memicu shutdown (pembekuan) parlemen Inggris.

Melansir CNBC, para anngota parlemen Inggris baru saja kembali usai reses musim panas pada Selasa malam nanti. Sekelompok anggota parlemen lintas partai diperkirakan akan mengajukan debat darurat dan mengambil alih agenda DPR, dalam upaya pertama untuk menghentikan Brexit tanpa kata sepakat.

Ini akan menjadi subjek voting, jika disetujui, maka Perdana Menteri Boris Jonhson tidak bisa melakukan pembekuan parlemen dari 9 September hingga 14 Oktober mendatang.

Baca Juga: Terbiasa dengan perang dagang dan Brexit, bursa Asia menguat tipis

Johnson sendiri telah berjanji untuk meninggalkan Uni Eropa pada 31 Oktober dengan atau tanpa kesepakatan. Bahkan dia mengulangi janji ini dalam pidatonya Senin malam. Dia juga menegaskan bahwa peluang untuk menarik lagi kesepakatan baru semakin meningkat.

Namun, salah seorang pejabat pemerintah mengatakan kepada CNBC bahwa jika hasil voting parlemen memberikan suara mendukung amandemen oposisi terhadap persyaratan debat darurat, perdana menteri akan mengadakan pemilihan umum cepat pada 14 Oktober mendatang.

Agar voting disetujui, sejumlah anggota parlemen dari Partai Konservatif pimpinan Johnson harus mengabaikan perintahnya dan bergabung dengan oposisi. Sejumlah orang sudah memberikan indikasi bersedia untuk melakukannya. Adapun Johnson sempat mengancam pada pekan ini, akan memecat anggota parlemen Konservatif yang memberikan suara menentang dirinya.

Baca Juga: Antisipasi no-deal Brexit, sejumlah bank segera pindahkan pekerjanya.

Menurut rencana darurat pemerintah Inggris, Brexit "tanpa kesepakatan" secara luas dipandang sebagai skenario "tepi tebing" yang harus dihindari dengan cara apa pun. Sebab hal ini bisa mengakibatkan Inggris meninggalkan blok tanpa periode transisi untuk pengaturan hukum dan perdagangan. Jika peristiwa ini terjadi, bakal terjadi kurangnya pasokan makanan dan obat-obatan serta munculnya gangguan perjalanan dan di daerah perbatasan.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×