Sumber: Reuters | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pertumbuhan lapangan kerja Amerika Serikat kembali mencatatkan kenaikan pada November setelah jumlah pekerja non-pertanian (nonfarm payrolls) turun pada Oktober akibat pemangkasan belanja pemerintah. Namun, tingkat pengangguran tercatat di level 4,6%, mencerminkan melemahnya pasar tenaga kerja di tengah ketidakpastian ekonomi yang dipicu kebijakan perdagangan agresif Presiden Donald Trump.
Laporan ketenagakerjaan November yang tertunda, beserta pembaruan parsial untuk Oktober, dirilis Biro Statistik Tenaga Kerja alias Bureau of Labor Statistics (BLS) Departemen Tenaga Kerja pada Selasa (16/12/2025). Namun, laporan tersebut tidak memuat tingkat pengangguran dan sejumlah indikator lain untuk Oktober, karena penutupan pemerintah selama 43 hari menghambat pengumpulan data dari rumah tangga.
BLS melaporkan nonfarm payrolls bertambah 64.000 pekerjaan pada November. Sebaliknya, perekonomian kehilangan 105.000 pekerjaan pada Oktober, yang mencerminkan keluarnya lebih dari 150.000 pegawai federal yang mengambil skema pensiun dini atau kompensasi penangguhan sebagai bagian dari upaya pemerintahan Trump memperkecil ukuran birokrasi pemerintah. Sebagian besar pegawai tersebut tidak lagi tercatat dalam daftar gaji pemerintah sejak akhir September.
Baca Juga: Pengadilan Paris Menangkan Mbappe, PSG Wajib Bayar Gaji dan Bonus US$70,6 juta
Data payrolls tidak terpengaruh oleh kebijakan perumahan sementara (furlough) selama penutupan pemerintah terpanjang dalam sejarah AS, karena para pekerja tersebut menerima pembayaran secara retroaktif setelah pemerintah kembali beroperasi.
Tingkat pengangguran terakhir yang tercatat sebelum penutupan pemerintah adalah 4,4% pada September. BLS melakukan penyesuaian bobot estimasi angkatan kerja karena tidak adanya data yang dikumpulkan pada Oktober.
Menjelang rilis laporan ketenagakerjaan, BLS memperingatkan bahwa estimasi angkatan kerja November “akan memiliki variasi yang sedikit lebih tinggi dari biasanya.” Lembaga tersebut juga menyatakan perubahan bobot tidak akan diperlukan untuk estimasi Desember, yang akan kembali menggunakan metodologi pembobotan gabungan seperti biasa.
BLS menambahkan bahwa jumlah rumah tangga baru yang berpartisipasi dalam survei rumah tangga pada November akan dua kali lipat dari bulan normal, sementara sebagian lainnya kembali berpartisipasi setelah jeda di tengah periode keikutsertaan mereka. Sejumlah ekonom memperingatkan kondisi ini berpotensi menimbulkan bias kenaikan pada tingkat pengangguran November.
Baca Juga: China Pangkas Tajam Tarif Impor Daging Babi dari Uni Eropa
Persepsi rumah tangga terhadap kondisi pasar tenaga kerja memburuk pada November. Para ekonom menilai banyak perusahaan menahan perekrutan akibat dampak kebijakan tarif impor besar-besaran yang diterapkan Presiden Trump.
Tarif tersebut telah mendorong kenaikan harga berbagai barang, membuat konsumen terutama dari kelompok berpendapatan rendah dan menengah lebih selektif dalam berbelanja dan pada akhirnya mengurangi pengeluaran.
Pekan lalu, para pejabat Federal Reserve memangkas suku bunga acuan bank sentral AS sebesar 25 basis poin ke kisaran 3,5%–3,75%. Namun, The Fed memberi sinyal biaya pinjaman kemungkinan tidak akan turun lebih jauh dalam waktu dekat, sambil menunggu kejelasan arah pasar tenaga kerja dan inflasi.
Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan kepada wartawan bahwa pasar tenaga kerja “tampaknya menghadapi risiko penurunan yang signifikan.” Ia merujuk pada estimasi revisi awal pada September yang menunjukkan jumlah lapangan kerja yang tercipta dalam 12 bulan hingga Maret ternyata 911.000 lebih sedikit dibandingkan laporan sebelumnya, setara dengan sekitar 76.000 pekerjaan lebih sedikit per bulan.
BLS dijadwalkan merilis revisi akhir data acuan payrolls tersebut pada Februari, bersamaan dengan laporan ketenagakerjaan Januari.
Baca Juga: Strategy Kembali Borong Bitcoin, Nilai Aset Kripto Tembus US$60 Miliar













