Reporter: Fahriyadi | Editor: Test Test
Kerajaan bisnis Lorenzo Mendoza mendapat guncangan hebat saat pemerintahan Hugo Chavez menasionalisasi dan mengambil alih sejumlah aset milik Empresas Polar Group. Bahkan, Presiden Venezuela itu sempat menuding Mendoza berupaya menggulingkan kekuasaannya dengan cara menggalang dukungan dari Amerika Serikat. Untungnya, sebagian besar karyawan Empresas Polar menentang program nasionalisasi lanjutan yang akan dilancarkan Chavez berikutnya.
Tahun 2010 merupakan tahun yang berat bagi Lorenzo Mendoza dan kerajaan bisnisnya, Empresas Polar Group. Kebijakan pemerintahan Hugo Chavez dengan skema reformasinya ternyata menohok kelangsungan seluruh perusahaannya.
Selain mengambil alih tanah milik Empresas Polar dengan alasan membiarkannya terbengkalai, beragam tudingan miring pun mengarah pada Mendoza dari mulut Presiden Venezuela.
Bahkan, pada 13 Juni 2010 lalu, Chavez menuduh Mendoza berupaya menggulingkan kekuasaannya dengan mengalang dukungan dari Amerika Serikat. Tapi, Chaves yang sangat anti-Amerika Serikat tak dapat membuktikan tudingannya kepada pria yang menduduki peringkat 258 orang terkaya di dunia versi Majalah Forbes itu.
Meski begitu, Chaves tetap mengancam Mendoza untuk berpikir ulang kalau ingin terjun ke dunia politik. Apalagi, pasokan gandum sebagai bahan baku bir produksi Empresas Polar sepenuhnya dalam kendali pemerintah.
Chavez juga mengancam menasionalisasi pabrik bir dan makanan milik Mendoza sebagai bentuk perang ekonomi melawan kaum borjuis; termasuk mengancam akan mengambil alih lebih banyak lagi aset Empresas Polar. Ancaman itu cukup membuat nyali Mendoza ciut, sebab sebelumnya Chavez telah melakukan nasionalisasi sejumlah gudang Polar.
Tak hanya mengancam melakukan nasionalisasi dan mengambil alih aset, Chavez juga berencana mengerek pajak bir. Tidak cukup sampai di situ, Chavez juga memperingatkan Mendoza bahwa pemerintah tidak akan memberikan toleransi terhadap truk-truk milik Empresas Polar yang mengangkut serta menjual bir di luar jam yang diizinkan.
Suhu politik yang memanas di salah satu negara penghasil minyak mentah terbesar di dunia tersebut sedikit menggoyang stabilitas bisnis Empresas Polar. Chavez bahkan menyebut Mendoza sebagai kaum borjuis parasit yang mendompleng nama besar Amerika Serikat.
Semua serangan Chavez terhadap Mendoza sejatinya untuk menggalang dukungan melawan kubu oposisi menjelang pemilihan legislatif tahun ini.
Untungnya, semua intervensi dan ancaman Chavez mendapat tentangan keras dari sebagian besar karyawan Empresas Polar termasuk dari rekan bisnis kelompok usaha ini. Para pekerja mengatakan, produk-produk Empresas Polar adalah ikon masyarakat Venezuela, sehingga tak seorang pun dapat menghancurkannya dengan mudah. Beberapa analis juga memandang, langkah pemerintahan Chavez merupakan kesalahan.
Selain bir, beberapa produk Empresas Polar yang juga dianggap mencirikan Venezuela adalah tepung terigu Harina PAN, margarin Chiffon, es krim EFE, dan susu cokelat Toddy.
Empresas Polar juga memiliki hak distribusi Pepsi di Venezuela. Mereka memilih Pepsi dibandingkan Cola Cola, lantaran menilai Pepsi lebih gampang dijual ketimbang Coca Cola.
Namun, hak distribusi Pepsi ini juga penuh kontroversi ketika pemerintah kota pada Februari 2010 memaksa Empresas Polar menurunkan dan menghapus logo Pepsi yang terpampang di gedung pencakar langit milik mereka di pusat kota Caracas, ibukota Venezuela
Wali Kota Jorge Rodriguez mendenda Empresas Polar sebesar 77.000 bolivar atau sekitar US$ 18.000. Soalnya, pemasangan logo Pepsi tersebut tak memiliki izin dan melanggar aturan. Kontroversi kembali mencuat mengingat Rodriguez sebelumnya pernah menjabat sebagai Wakil Presiden Venezuela pada pemerintahan Chavez periode sebelumnya.
(Bersambung)