Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden AS Joe Biden pada Selasa (1/3) bersumpah, Presiden Rusia Vladimir Putin akan membayar mahal dalam jangka panjang bahkan jika ia membuat keuntungan di medan perang di Ukraina.
"Meskipun dia mungkin mendapat keuntungan di medan perang, dia akan membayar harga tinggi yang berkelanjutan dalam jangka panjang," kata Biden dalam pidato kenegaraannya, seperti dikutip Reuters. "Dia tidak tahu apa yang akan terjadi".
Biden berbicara kepada Kongres AS pada hari keenam invasi Rusia ke Ukraina dan saat Kyiv menatap konvoi besar kendaraan lapis baja Rusia sepanjang 60 km yang berpotensi bersiap untuk mengambil alih ibu kota Ukraina.
"Seorang diktator Rusia, yang menginvasi negara asing, menimbulkan kerugian di seluruh dunia," sebut Biden. Tapi, "Dalam pertempuran antara demokrasi dan otokrasi, demokrasi sedang naik daun, dan dunia jelas memilih sisi perdamaian".
Baca Juga: Rusia Beri Peringatan ke Prancis: Perang Ekonomi Seringkali Menjadi Perang Betulan
Dalam pidato di Kongres, Biden mengumumkan langkah baru yang melarang penerbangan Rusia menggunakan wilayah udara Amerika Serikat.
Biden juga mengisyaratkan langkah-langkah untuk melumpuhkan militer Rusia di masa depan, bahkan ketika dia mengakui itu bisa melihat lebih banyak peluang dalam beberapa jam mendatang.
“Kami mencekik akses Rusia ke teknologi yang akan melemahkan kekuatan ekonominya, dan melemahkan militernya selama bertahun-tahun yang akan datang,” ujarnya. "Ketika sejarah era ini ditulis, perang Putin di Ukraina akan membuat Rusia lebih lemah dan seluruh dunia lebih kuat".
Hanya beberapa jam sebelum pidatonya, Biden meelakukan pembicaraan melalui telepon lebih dari 30 menit dengan Presiden Volodymyr Zelenskyy untuk membahas bantuan AS lebih lanjut dalam mempersenjatai militer Ukraina.
Zelenskyy, yang berlindung di Kyiv dari serangan artileri Rusia, memohon untuk "menghentikan agresor sesegera mungkin".