kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.267.000   -15.000   -0,66%
  • USD/IDR 16.645   15,00   0,09%
  • IDX 8.112   19,54   0,24%
  • KOMPAS100 1.131   6,20   0,55%
  • LQ45 828   5,22   0,63%
  • ISSI 283   0,34   0,12%
  • IDX30 435   1,87   0,43%
  • IDXHIDIV20 503   4,65   0,93%
  • IDX80 127   0,94   0,75%
  • IDXV30 138   1,29   0,94%
  • IDXQ30 139   0,22   0,16%

Malaysia Tetap Larang Ekspor Tanah Jarang Mentah Meski Teken Kesepakatan dengan AS


Rabu, 29 Oktober 2025 / 12:02 WIB
Malaysia Tetap Larang Ekspor Tanah Jarang Mentah Meski Teken Kesepakatan dengan AS
ILUSTRASI. Pemerintah Malaysia menegaskan akan tetap mempertahankan larangan ekspor mineral tanah jarang (rare earths) dalam bentuk mentah, meskipun baru saja menandatangani kesepakatan kerja sama mineral kritis dengan Amerika Serikat pekan ini. - Foto Wikipedia/USDA


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Pemerintah Malaysia menegaskan akan tetap mempertahankan larangan ekspor mineral tanah jarang (rare earths) dalam bentuk mentah, meskipun baru saja menandatangani kesepakatan kerja sama mineral kritis dengan Amerika Serikat pekan ini.

Menteri Investasi, Perdagangan, dan Industri Malaysia Tengku Zafrul Aziz mengatakan, kebijakan tersebut bertujuan melindungi sumber daya nasional dan memastikan nilai tambah ekonomi tetap di dalam negeri.

Baca Juga: Deloitte: Tarif Impor AS Berpotensi Naikkan Biaya dan Tunda Proyek Migas hingga 2026

Berbicara di hadapan parlemen, Tengku Zafrul membantah tudingan bahwa Malaysia akan membuka kembali ekspor mineral tanah jarang ke Amerika Serikat (AS) demi keuntungan jangka pendek atau kepentingan strategis tertentu.

“Kami tidak ingin lagi menjadi negara yang hanya menggali dan mengekspor bahan mentah murah seperti di masa lalu,” ujar Tengku Zafrul, Rabu (29/10/2025).

Ia menegaskan, Malaysia akan mendorong investasi asing dan alih teknologi untuk pengembangan serta pemrosesan mineral tanah jarang di dalam negeri.

“Kebijakan kami bukan untuk menutup perdagangan selamanya. Tujuannya adalah mencegah ekspor bahan mentah murah agar nilai tambahnya tetap dinikmati di Malaysia,” tambahnya.

Baca Juga: Trump Beri Tarif Nol Persen untuk Produk Sawit, Karet, dan Kakao Malaysia

Pemerintah memperkirakan Malaysia memiliki sekitar 16,1 juta metrik ton cadangan tanah jarang, namun saat ini masih kekurangan teknologi untuk melakukan penambangan dan pengolahan secara mandiri.

Mineral tanah jarang merupakan komponen penting bagi industri kendaraan listrik, semikonduktor, hingga sistem persenjataan modern.

Sebelumnya, Reuters melaporkan bahwa Malaysia tengah berunding dengan China terkait pembangunan fasilitas pengolahan mineral tanah jarang.

Dana investasi milik negara, Khazanah Nasional, disebut akan bekerja sama dengan perusahaan asal China untuk membangun kilang pemurnian di Malaysia.

Di sisi lain, AS juga menandatangani kesepakatan terpisah dengan Malaysia dan Thailand saat kunjungan Presiden Donald Trump ke Kuala Lumpur pada Minggu (26/10), dalam upaya memperkuat dan mendiversifikasi rantai pasok mineral kritis di tengah rivalitas geopolitik dengan China.

Baca Juga: Ekonomi Malaysia Tumbuh 5,2% di Kuartal III-2025, Didukung Konsumsi Domestik

Menurut pernyataan bersama AS–Malaysia, kedua negara sepakat untuk tidak memberlakukan larangan atau kuota ekspor mineral kritis dan unsur tanah jarang ke Amerika Serikat. Namun, Tengku Zafrul menegaskan, kebijakan nasional tetap menutup ekspor bahan mentah tanpa nilai tambah.

Selanjutnya: Obat Asam Urat Allopurinol Punya Efek Samping pada Tubuh, Simak Info Lengkapnya!

Menarik Dibaca: Obat Asam Urat Allopurinol Punya Efek Samping pada Tubuh, Simak Info Lengkapnya!




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×