Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
7. Bertahan pada ambang pengembalian tinggi
Leonard hanya membeli jika suatu akuisisi memenuhi ambang pengembalian investasi (ROI) yang tinggi. Ia tidak mengejar startup bernilai fantastis. Jika kesepakatan tidak memenuhi syarat, ia mundur,bahkan bisa mengembalikan uang tunai kepada pemegang saham, hal yang jarang dilakukan.
8. Tinggalkan ego
Leonard bahkan tidak mengambil gaji. Ia tidak mengejar ketenaran, hanya hasil. Surat tahunan kepada pemegang saham adalah satu-satunya jendela ke dalam pikirannya.
Ego membawa pada kemalasan. Ketika terjadi kesalahan, semua belajar. Leonard menghargai kejujuran intelektual. Lebih dari itu, ia menjunjung tinggi perbaikan berkelanjutan. Jepang menyebutnya Kaizen. Leonard menyebutnya perbaikan berkelanjutan.
Para manajer didorong untuk saling belajar dan berbagi praktik terbaik di seluruh unit bisnis, menciptakan budaya saling mendukung, bukan persaingan yang saling menjatuhkan.
Baca Juga: KSEI Bidik Dua Juta Investor Baru di 2025
Dalam hubungan maupun bisnis, tampaknya ada kebijaksanaan dalam menjalani hidup seperti ini.
Tidak Ada Pengganti untuk Kerja Keras yang Tenang
Mark Leonard telah membangun salah satu rekam jejak investasi terbaik dalam sejarah — dan ia melakukannya tanpa gembar-gembor media, hype kripto, atau chatbot.
Filosofi insentifnya membangun ekosistem kewirausahaan dalam kerangka korporat besar: dapat diskalakan namun gesit, disiplin namun dinamis.
Inilah cara ia memimpin perusahaan dengan ratusan akuisisi dan tetap menghasilkan pengembalian tertinggi.
Formulanya sederhana: beli yang membosankan, berpikir jangka panjang, desentralisasikan, dan berikan insentif secara cerdas.