kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Media pemerintah China: Trump sedang mempersiapkan 'kegilaan terakhir' untuk Beijing


Jumat, 20 November 2020 / 06:55 WIB
Media pemerintah China: Trump sedang mempersiapkan 'kegilaan terakhir' untuk Beijing
ILUSTRASI. Media pemerintah China memperingatkan, Presiden AS Donald Trump tengah mempersiapkan "kegilaan terakhir" sebelum masa jabatannya berakhir. REUTERS/Kevin Lamarque/File Photo


Sumber: Businessinsider | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Media pemerintah China memperingatkan, Presiden AS Donald Trump tengah mempersiapkan "kegilaan terakhir". Melansir Business Insider, hal ini menyusul adanya laporan bahwa Trump berencana unjuk kekuatan sebelum dia meninggalkan jabatan pada Januari 2021.

Bloomberg dan Axios melaporkan awal bulan ini, Trump sedang mempertimbangkan sanksi berat dan serangan agresif terhadap China untuk menandai minggu-minggu terakhir masa kepresidenannya.

Menurut kedua media tersebut, ada empat kemungkinan serangan yang disiapkan Trump. Pertama, sanksi tambahan terhadap pejabat partai dan institusi yang terlibat dalam tindakan keras China di Hong Kong.

Kedua, sanksi terhadap pejabat partai dan institusi yang terlibat dalam penganiayaan Muslim Uighur di Xinjiang. Ketiga, memerangi penangkapan ikan ilegal. Keempat, arahan untuk melindungi perusahaan teknologi AS dari eksploitasi China.

Baca Juga: Xi Jinping: Keterbukaan memungkinkan suatu negara untuk bergerak maju

Pada hari Senin (16/11/2020), editorial di tabloid Global Times yang dikelola pemerintah mengatakan laporan itu mengisyaratkan bahwa Trump kemungkinan akan melepaskan "kegilaan terakhir" terhadap Beijing.

"Pergeseran kebijakan China adalah 'warisan diplomatik' terbesar pemerintahan Trump, dan mereka ingin mencegah rebound dalam kebijakan China setelah mereka meninggalkan jabatan," kata editorial itu seperti yang dikutip Business Insider.

Baca Juga: Inggris cemaskan situasi global yang lebih berbahaya sejak Perang Dingin

Global Times menambahkan, Trump kemungkinan akan membuat pernyataan sehingga dia dapat menyerang Biden karena lemah dalam melawan China jika dia mencalonkan diri lagi pada tahun 2024. Trump dan sekutu Partai Republiknya memang terus mengatakan tentang pencalonan ini dalam beberapa pekan terakhir.

"Pemerintahan baru akan terus hidup dalam bayang-bayang 'Trumpisme'. Bahkan jika Biden membuat penyesuaian teknis pada kebijakan China-nya, Partai Republik juga dapat mengkritik 'lemahnya' kebijakan terhadap China dan menimbulkan masalah dalam pemilihan paruh waktu 2022 dan pemilihan presiden 2024," kata Global Times.

Dalam artikel terpisah tentang ancaman sanksi, Global Times juga menulis bahwa Trump dapat memberikan sanksi kepada China atas misi negara itu untuk mengendalikan Laut China Selatan dan upayanya untuk membuat pulau Taiwan bertekuk lutut.

Baca Juga: Xi Jinping membanggakan ekonomi super China sebagai basis perdagangan bebas

John Ullyot, juru bicara Dewan Keamanan Nasional, mengatakan kepada Bloomberg: "Kecuali jika Beijing berbalik arah dan menjadi pemain yang bertanggung jawab di panggung global, presiden AS di masa depan akan merasa bunuh diri secara politik untuk membalikkan tindakan bersejarah Presiden Trump."

Trump telah menjatuhkan beberapa sanksi baru pada perusahaan China sejak kekalahannya dalam pemilihan umum.

Pada hari Kamis, ia menandatangani perintah eksekutif yang melarang perusahaan-perusahaan AS berinvestasi di 31 perusahaan China yang baru-baru ini dijatuhi sanksi terkait hubungannya dengan Tentara Pembebasan Rakyat China.

Baca Juga: Aksi China ini picu kecemasan akan konflik besar-besaran dengan Taiwan

Trump menolak untuk mengakui hasil pemilihan, dan telah berulang kali membuat tuduhan penipuan pemilih tanpa memberikan bukti. Tim kampanyenya telah mengajukan beberapa tuntutan hukum di beberapa negara bagian yang berupaya agar surat suara dihitung kembali, meskipun banyak yang telah ditolak.

Selanjutnya: AS mau buat armada angkatan laut baru di Singapura, untuk menantang China?




TERBARU

[X]
×