Reporter: Dina Farisah | Editor: Tri Adi
Siapa yang tidak kenal Google? Mesin pencari paling populer di abad milenium ini telah menjadi bagian yang hampir tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari manusia. Sergey Mikhailovich Brin, salah satu penemu Google mengawalinya dengan uji coba sederhana. Saat menjadi mahasiswa ia bersama rekannya membangun sebuah mesin pencari informasi. Kemudian membuat halaman pencarian sederhana dengan menebeng website resmi kampusnya yakni Stanford University.
Memulai bisnis tidak harus dengan modal besar. Ini dibuktikan Sergey Mikhailovich Brin. Sebagai President Alphabet Inc (Google) dengan kekayaan per Oktober 2016 mencapai US$ 39,2 miliar, Sergey merintis bisnis Google dengan modal minim yakni dengan komputer murah di kamar asrama kampus.
Sergey adalah keturunan Rusia. Keluarganya pindah ke Amerika Serikat pada usia enam tahun. Ketertarikannya akan komputer karena sang ayah yakni Mikhail Brin adalah profesor Matematika. Ayahnya lah yang membuat Sergey tertarik dengan dunia komputer.
Saat menempuh studi ilmu komputer di Stanford University, Sergey bertemu Larry Page. Memiliki ketertarikan yang sama untuk menemukan sistem data, mereka membangun mesin pencari web dengan berbagai uji coba.
Di kamar asrama sempit dilengkapi dengan komputer murah, Sergey dan Larry mencoba menemukan mesin pencari data di web. Dua sekawan ini menggunakan program HTML dasar untuk membuat halaman pencarian dengan cara sederhana. Mereka tak menggunakan web agar visual teknologi pencarian data tak rumit.
Terus melakukan uji coba menjadi awal kesuksesan mereka. Mereka tak pernah menyangka hasil uji coba yang awalnya hanya untuk menuntaskan rasa penasaran dan pengisi waktu luang ini malah menjadi populer di lingkungan Stanford University.
Ini pula yang kemudian memunculkan kebutuhan baru yakni server tambahan untuk mengoptimalkan penggunaan mesin mencari. Yakin Google akan menguntungkan di masa depan, Sergey dan Larry pun kemudian memutuskan untuk meninggalkan studi PhD dan mulai serius mengembangkan Google.
Mereka pun kemudian memutuskan menyewa garasi di bulan Agustus 1996. Dari sanalah lahirlah versi awal Google pada website resmi Stanford University untuk seluruh mahasiswa.
Penemuan emas Google ini sontak mendapat apresiasi dari berbagai kalangan. Majalah kenamaan The Economist menyebut Sergey sebagai Manusia Pencerah. Sergey dianggap sebagai seseorang yang percaya bahwa pengetahuan selalu berdampak positif dan mampu mengentaskan kebodohan. Hal ini sejalan dengan misi Google yakni mampu memberi informasi dunia yang bisa diakses secara universal. Lewat penguasaan teknologi, mereka percaya apapun bisa diwujudkan.
Berhasil mencuri perhatian dunia melalui mesin pencarian Google, Sergey dan Larry tidak lantas puas di Google. Keduanya terus berambisi menciptakan teknologi. Mereka yakin, teknologi menjadi solusi yang dapat memecahkan masalah besar.
Makanya, pada Oktober 2010, muncul ide mengembangkan tenaga angin lepas pantai (offshore) yang bertujuan membantu peternakan di daerah-daerah.
Sebelumnya, mereka juga memperkenalkan mobil robot, dimana dapat menyetir sendiri dengan menggunakan kamera video dan sensor radar. Kecanggihan teknologi ini disebut sebagai kecerdasan buatan yang dulu hanya berupa khayalan.
Menurut Sergey, di masa depan, pengemudi mobil dengan sensor yang sama akan jauh mengurangi risiko kecelakaan. Dengan demikian, berkendara lebih aman bukan impian lagi. Selain menekan angka kecelakaan, ternyata teknologi mobil robot ini juga membutuhkan konsumsi bahan bakar yang lebih sedikit.
Pada September 2012, Sergey pun melakukan penandatanganan dengan California Driverless Vehicle Bill. Ia meramal bahwa dalam kurun waktu 5 tahun, mobil robot akan jadi hal yang lumrah dimiliki masyarakat.
(Bersambung)