Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tri Adi
Uniknya, Lee menambahkan fitur baru pada tahun 2005 bernama Happy Bean, dan menjadikan Naver sebagai portal donasi online pertama di dunia. Layanan ini pun menjadi salah satu fitur paling populer di Naver, lantaran pengguna dapat menemukan informasi dan memberi donasi kepada lebih dari 20.000 masyarakat sipil dan organisasi kesejahteraan sosial khususnya di Korea Selatan.
Selama bertahun-tahun sejak peluncurannya, Naver terus memperluas layanan mereka, menambahkan pencarian informasi. Selain donasi, fitur yang menjadi andalan Naver menggaet pengguna antara lain layanan pencarian buku lokal yang diluncurkan pada tahun 2004, layanan blog yang keluar di tahun 2005 dan layanan komik web (Webtoon) pada tahun 2006 silam.
Bila dirinci, tahun 2004 hingga 2009 Naver benar-benar melakukan pengembangan. Hal ini pun berbuah manis. Kini, berdasarkan data Alexa.com, Naver menduduki peringkat situs paling populer urutan 50 di dunia dan nomor 1 di Korea Selatan.
Merujuk pada artikel yang dimuat oleh ComScore, Naver menjadi mesin pencari kelima paling sering digunakan di dunia setelah Google, Yahoo, Baidu dan Bing. Comscore melansir, lebih dari 25 juta orang di Korea Selatan menjadikan Naver sebagai beranda awal browser mereka.
Belum lagi, analisis similarweb.com mencatatkan total pengunjung Naver per Agustus 2018 telah mencapai 751,48 juta pengunjung dengan 75,45% di antaranya berasal dari Korea Selatan. Tak puas menjadi raja di Korea Selatan, Lee Hae Jin pun meluncurkan layanannya di Jepang pada tahun 2009, hal ini menandai langkah perluasan bisnis Lee di luar Korea.
Hasilnya kini, Naver menjadi salah satu dari 50 perusahaan digital terbesar di dunia versi Majalah Forbes. Dalam catatannya, Forbes menobatkan Naver sebagai situs portal web terbesar urutan 34 di dunia dengan total kapitalisasi pasar senilai US$ 22,1 miliar.
Lewat kapitalisasi pasar sebesar itu, total penjualan dari Naver kini telah menembus US$ 4,4 miliar.
(Bersambung)