kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.299.000   5.000   0,22%
  • USD/IDR 16.585   5,00   0,03%
  • IDX 8.258   6,92   0,08%
  • KOMPAS100 1.128   -3,16   -0,28%
  • LQ45 794   -6,53   -0,82%
  • ISSI 295   3,34   1,15%
  • IDX30 415   -3,30   -0,79%
  • IDXHIDIV20 467   -5,39   -1,14%
  • IDX80 124   -0,60   -0,48%
  • IDXV30 134   -0,53   -0,39%
  • IDXQ30 130   -1,48   -1,13%

Membesarkan transportasi online China (2)


Rabu, 13 Juli 2016 / 12:23 WIB
Membesarkan transportasi online China (2)


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Tri Adi

Di usia muda, Cheng Wei merupakan pebisnis visioner. Tangan dingin Cheng lah yang membawanya berhasil membesarkan Didi Dache sebagai aplikasi pemesanan taksi online. Menyadari betul kekuatan Uber, Cheng membidani merger dengan rival lokal, Kuadi Dache. Merger ini kemudian melahirkan Didi Chuxing yang bertekad menggusur Uber. Cheng juga jeli membentuk tim andal. Dia merekrut petinggi Goldman Sachs untuk mendulang dana segar miliaran dollar.

Meski baru berusia 33 tahun, kemampuan Cheng Wei memimpin perusahaan tak diragukan. Bekerja selama delapan tahun sebagai Wakil Presiden Alipay, perusahaan sistem pembayaran Alibaba, menjadi bekal bagi Cheng membesarkan Didi Chuxing.

Kemampuan Cheng sebagai nakhoda startup terlihat saat menginisiasi merger antara Didi Dache dan Kuadi Dache. Ini merupakan dua perusahaan cikal bakal pendirian Didi Chuxing.

Setelah berbulan-bulan bertemu dan meyakinkan Dexter Lu, pendiri Kuadi Dache, akhirnya Didi Dache dan Kuadi Dache sepakat merger pada Februari 2015. Kepiawaian Cheng membuatnya didapuk menjadi CEO dan Chairman Didi Chuxing.

"Cheng memiliki pandangan jangka panjang terhadap bisnis. Dia seorang visioner," ujar Jixun Foo, Managing Partner GGV Capital seperti dilansir CNN. Alasan ini pula yang membuat CGV tertarik membenamkan duit di Didi, bahkan sebelum merger.  

Pasca merger, bukan berarti Didi Chuxing tidak mengalami rintangan. Menyadari dua budaya bertemu dalam satu atap, Cheng tahu betul pekerjaannya berat.

Apalagi, Didi Dache dan Kuadi Dache merupakan pesaing berat sebelum merger. Cheng bercerita, di awal masa merger, banyak karyawan yang dia rekrut ketika mendirikan Didi Dache mengeluh.  Bahkan, sebagian karyawan menangis.

Cheng melanjutkan, dia merasa lega karena tidak ada satu pun top eksekutif Kuadi Dache yang meninggalkan perusahaan, meski dipimpin oleh Cheng yang berasal dari Didi Dache.  "Merger Didi dan Kuadi merupakan salah satu merger paling sukses di sejarah bisnis internet China," klaim Cheng, seperti dikutip Forbes.




TERBARU

[X]
×