Sumber: Wikipedia,CBSNews | Editor: Hasbi Maulana
KONTAN.CO.ID - Pemilu AS selalu menjadi sorotan dunia, bukan hanya karena skala dan kompleksitasnya, tetapi juga karena proses penghitungan suara yang unik.
Berbeda dengan sistem pemilu langsung di Indonesia yang menggunakan sistem pemilihan presiden secara langsung, AS menggunakan sistem Electoral College.
Setiap negara bagian memiliki jumlah "elektor" yang sebanding dengan jumlah anggota Kongres mereka (Senat dan DPR). Total jumlah elektor seluruh Amerika Serikat adalah 538.
Baca Juga: Ini Hasil Exit Poll Pemilihan Presiden AS
Calon presiden yang berhasil memenangkan suara mayoritas di suatu negara bagian, umumnya akan mendapatkan semua suara elektor dari negara bagian tersebut.
Pengecualian terjadi di Nebraska dan Maine yang menggunakan sistem pembagian suara elektor.
Baca Juga: Wall Street Melonjak di Hari Pemilihan Presiden AS, Selasa (5/11), Ini Sebabnya
Sekadar gambaran, jika hasil pemungutan suara menunjukkan seorang kandidat memenangkan negara bagian A dan B, maka dia akan mendapatkan 5 elektor dari negara bagian A ditambah 3 elektor dari negara bagian B. Total yang dia peroleh 8 elektor.
Oleh sebab itu, presiden yang bakal terpilih bukan ditentukan berdasarkan jumlah suara rakyat secara nasional, melainkan sangat bergantung pada jumlah suara elektor yang dia peroleh.
Presiden yang berhasil memenangkan minimal 270 elektor (50% lebih toral 538 elektor) hampir pasti yang akan terpilih menjadi presiden AS.
Sebab, pada gilirannya nanti, para elektor inilah yang benar-benar akan memilih presiden lewat sebuah Mahkamah Pemilihan (Electoral College) di masing-masing negara bagian.
Baca Juga: Kapan Kita Bisa Mengetahui Hasil Pemilu AS?
Asal Anda tahu, lima presiden dalam sejarah AS memenangkan kepresidenan tanpa memenangkan suara rakyat.
Donald Trump yang terpilih menjadi presiden lewat pemilu 2016 contoh terbaru. Pesaingnya waktu itu, Hillary Clinton, memenangkan lebih dari 2,8 juta suara lebih banyak daripada Trump secara nasional.
Tetapi Hillary Clinton kalah di negara-negara kunci, sehingga keok pada "pemungutan suara yang sesungguhnya" dalam Mahkamah Pemilihan (Electoral College). Trump memenangi 306 suara, Clinton memperoleh 232.
Baca Juga: 5 Ramalan Tentang Siapa yang Bakal Memenangkan Pemilu AS, Menarik Disimak
Bagaimana Kerja Sistem Electoral College?
Sebelum pemilihan umum, negara bagian memilih daftar elektor dari setiap partai.
Setelah rakyat AS memberikan suara mereka pada bulan November, kandidat yang memenangkan suara rakyat di negara bagian menentukan daftar elektor mana — Partai Republik, Partai Demokrat, atau partai ketiga — yang akan memberikan suara pada pemilihan presiden di Mahkamah Pemilihan.
Baca Juga: The Simpsons Prediksi Kemenangan Kamala Harris Menjadi Presiden AS?
Nah, kemudian, para elektor tersebut bertemu di negara bagian masing-masing pada pertengahan Desember untuk memberikan suara mereka untuk presiden.
Pertemuan tersebut berlangsung pada hari Selasa pertama setelah hari Rabu kedua di bulan Desember. Pada pemilu AS kali ini, hari penentuan itu jatuh pada tanggal 17 Desember 2024.
Sebetulnya tidak ada ketentuan konstitusional atau undang-undang federal yang mengharuskan elektor untuk memilih calon yang mereka janjikan, meskipun mereka hampir selalu melakukannya.
Elektor yang tidak setia jarang terjadi karena mereka dipilih oleh partai-partai.
Baca Juga: Efek Pemilu Amerika Serikat atas Perang dan Tarif Dagang
Hasil pemilihan "elektor" baru akan diumumkan di Kongres AS pada bulan Januari 2025.
Rakyat AS akan memiliki presiden terpilih yang baru.