Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
Pada pertemuan G20 di Osaka bulan Juni, Trump sepakat untuk tidak memberikan tarif baru serta mengurangi pembatasan pada Huawei. Di sisi lain, Jinping sepakat untuk pembelian produk pertanian baru dari AS.
Namun pada bulan Agustus, China menghentikan pembelian produk pertanian setelah sebelumnya Trump mengumumkan tarif tambahan 10% untuk $300 miliar impor China. China kemudian mengumumkan tarif pembalasan atas barang-barang asal AS dengan nilai sekitar $75 miliar.
Bulan September pembicaraan antara kedua negara sempat terjadi. Pihak AS akhirnya sepakat untuk mengeluarkan pengecualian tarif pada sekitar 400 produk dari China.
Baca Juga: Menakar kekuatan angkatan laut China versus AS, siapa yang lebih unggul?
Pada bulan Oktober, Departemen Perdagangan AS menempatkan 28 perusahaan China dalam "daftar entitas," atas dugaan keterlibatan mereka dalam pelanggaran hak asasi manusia terhadap Muslim Uighur di Xinjiang.
Beberapa momen penting di atas bisa dibilang menjadi yang terpenting dalam upaya saling serang antara kedua negara. Sampai tahun 2020 ini perang dagang antara kedua negara masih terus terjadi.
Walaupun begitu, persaingan antara AS-China di Laut China Selatan sepertinya jauh lebih panas jika dibandingkan dengan perang dagang.