Sumber: Bloomberg | Editor: Khomarul Hidayat
Pemerintah pusat dan daerah telah banyak berinvestasi dalam industri teknologi tinggi Wuhan, terutama optoelektronika dan semikonduktor, kata Barry Naughton, seorang profesor di University of California di San Diego yang berspesialisasi dalam ekonomi Tiongkok.
"Untuk alasan ini, ini adalah masalah yang cukup besar. Ekonominya agak artifisial dalam arti disokong oleh investasi pemerintah, tetapi ia memiliki sektor teknologi tinggi dan sektor industri berat," ujar Naughton.
Baca Juga: Virus corona membuat 70.000 bioskop di China tutup saat Imlek
Sekarang kota ini harus diisolasi, karena China berupaya menghentikan penyebaran virus corona jenis baru yang telah menewaskan 25 orang dan menginfeksi ratusan orang.
Virus corona yang pertama kali muncul bulan lalu di salah satu pasar basah Wuhan, telah menyebar dari daratan ke Hong Kong, Jepang, AS dan tempat-tempat lain.
Sebagian besar dari mereka yang telah meninggal memiliki kondisi kesehatan lain, termasuk diabetes dan penyakit jantung, yang melemahkan sistem kekebalan tubuh mereka. Gejalanya meliputi demam, batuk atau sesak dada, dan kesulitan bernapas.
Ekonomi Wuhan tumbuh 7,8% pada tahun lalu dan 8% pada 2018, dengan output nilai produk domestik bruto mencapai 1,48 triliun yuan atau setara US$ 213 miliarĀ yang membuatnya lebih besar dari Selandia Baru. S&P memperkirakan PDB Wuhan mencapai 1,6% dari PDB nasional China.
"Jika isolasi berlanjut setelah Tahun Baru Imlek, itu akan memengaruhi produksi industri, salah satu pendorong pertumbuhan utama untuk China," demikian catatan Raymond Yeung, kepala ekonom China di Australia & New Zealand Banking Group Ltd. di Hong Kong.
Baca Juga: Terus bertambah, korban meninggal akibat virus corona jadi 26 orang