kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Mengintip cara Raja Thailand urus negara dari Jerman dengan ditemani rombongan selir


Sabtu, 19 Desember 2020 / 06:10 WIB
Mengintip cara Raja Thailand urus negara dari Jerman dengan ditemani rombongan selir
ILUSTRASI. Raja Thailand Maha Vajiralongkorn dituding melanggar hukum internasional dengan mengatur negaranya dari resor ski mewah di Jerman. REUTERS/Athit Perawongmetha


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - BERLIN. Miliarder eksentrik Thailand, Raja Thailand Maha Vajiralongkorn, dituding melanggar hukum internasional dengan mengatur negaranya dari resor ski mewah di Jerman. Salah satu orang terkaya di dunia dengan perkiraan kekayaan US$ 40 miliar (Rp 563,2 triliun) itu, dikatakan akan mengawasi pandemi virus corona bersama rombongan selirnya. 

Melansir The Daily Beast pada Kamis (17/12/2020), Thailand bersikeras Raja Rama X atau dikenal sebagai Maha Vajiralongkorn, mengunjungi negara itu secara pribadi. Tetapi media publik Jerman WDR, dan surat kabar Süddeutsche Zeitung, menerbitkan bukti bahwa dia memanfaatkan Jerman sebagai basis untuk menjalankan urusan negara. 

Menurut laporan investigasi dari The Times of London, Raja Vajiralongkorn mengirim hampir 100 surat kepada para kepala negara selama 18 bulan terakhir. Kebanyakan dari surat itu berasal dari retret Bavaria. 

Dia diduga memberi selamat kepada Presiden Yunani atas pengangkatannya, menunjuk beberapa jenderal baru, dan melarang saudara perempuannya mencalonkan diri dalam pemilihan umum Thailand. Semuanya dilakukan dari resor mewah yang nyaman tersebut. 

Baca Juga: Ratusan foto seksual beredar, selir Thailand Sineenat terancam digulingkan lagi

Diklaim juga, saat tinggal di Jerman dia mengeluarkan perintah untuk mengeksekusi seorang penjahat. Kedutaan Besar Thailand di Berlin belum menanggapi tuduhan tersebut. Perpanjangan masa tinggal Raja Vajiralongkorn di Jerman saat menjalankan urusan kenegaraan dapat melanggar prinsip kedaulatan teritorial. 

Para kritikus dilaporkan telah mendesak pemerintah Jerman untuk menyatakan persona non grata (menghapus kekebalan diplomatik) untuk Raja Vajiralongkorn, termasuk mengenakan tagihan atas pajak warisan kepadanya sebesar 3 miliar euro atau setara Rp 50,68 triliun. 

Baca Juga: Raja kendalikan militer, rakyat Thailand marah

Thailand kemungkinan akan berpendapat bahwa kepala pemerintahan lain juga mengatur urusan negara mereka selama perjalanan ke luar negeri. Tetapi masa tinggal raja yang diperpanjang akan menguatkan kritik yang mengatakan, pemerintahan dari Jerman melanggar hak "Negeri Bir" sebagai negara yang berdaulat.  

Tempat tinggal efektif Vajiralongkorn di Jerman terungkap pada awal pandemi virus corona, tepatnya ketika hotel-hotel Jerman diperintahkan untuk ditutup oleh pemerintah. Grand Hotel Sonnenbichl di resor Alpen di Garmisch-Partenkirchen berhasil mengajukan banding atas keputusan tersebut. Alasannya karena harus diizinkan untuk terus menjamu raja. 

Baca Juga: Makin panas! Pengunjuk rasa Thailand menentang kekuatan militer raja

Kanselir Jerman Angela Merkel telah didesak oleh oposisi Thailand untuk mengusirnya. Heiko Maas Menteri Luar Negeri Jerman juga telah memperingatkan sang raja. 

Vajiralongkorn dikatakan akan menghadapi konsekuensi langsung, jika diketahui menjalankan bisnis pemerintah secara tidak sah di tanah Jerman. 

Jerman terus diusik dengan laporan meningkatnya tindakan represif yang dilakukan kepada demonstran Thailand yang menentang monarki. Laporan tentang kehidupan seks raja, praktik eksentrik seperti menunjuk anjing pudel sebagai penggawa, dan foto dirinya di pusat perbelanjaan Jerman mengenakan tanktop, semakin memperburuk keadaan. 

Baca Juga: Rakyat Thailand semakin berani menentang tabu, sang raja digugat

Raja juga sudah lama dituduh melakukan pemborosan. The Daily Beast melaporkan awal tahun ini ia diduga membangun armada elite yang terdiri dari 38 jet dan helikopter untuk kebutuhan pribadinya. 

Menurut Financial Times, biaya pemeliharaan, bahan bakar, dukungan darat, dan lain-lain dari armada itu bisa mencapai US$ 64 juta (Rp 901 miliar) untuk satu tahun fiskal mendatang. 

Hukum Thailand melarang kritik terhadap keluarga kerajaan yang dinilai sebagai ‘semi-dewa’, juga rumah tangga mereka, termasuk hewan peliharaannya. 

Pelanggar aturan itu dapat dihukum hingga 35 tahun penjara. Namun, laporan tentang kehidupan memanjakan raja di Jerman semakin menyebar ke negara tersebut di media sosial. 

Baca Juga: Pemerintah Thailand menjadi sorotan kelompok hak asasi internasional

Thailand awal tahun ini berusaha membuat Facebook menghapus kelompok pengkritik monarki, yang memiliki lebih dari satu juta anggota di platform tersebut. Gerakan protes pemuda Thailand juga menuntut diakhirinya penindasan para pembangkang politik, penulisan konstitusi baru, dan reformasi monarki. 

Perekonomian Thailand yang sangat bergantung pada pariwisata sangat terpukul oleh pandemi Covid-19. Kondisi ini semakin memicu keluhan terhadap gaya hidup raja yang glamor itu.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Melihat Cara Raja Thailand Urus Negara dari Jerman Ditemani Rombongan Selir"
Penulis : Bernadette Aderi Puspaningrum
Editor : Aditya Jaya Iswara

Selanjutnya: Jadi sorotan, Jerman akan usir Raja Thailand jika terbukti memerintah dari Bayern



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×