kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,14   10,84   1.19%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengintip ruang kendali perang China melawan virus corona


Selasa, 26 Mei 2020 / 14:21 WIB
Mengintip ruang kendali perang China melawan virus corona
ILUSTRASI. Warga memakai masker mengendarai sepeda di Wuhan, kota China yang terkena wabah virus korona (COVID-19) paling parah, di Provinsi Hubei, Kamis (14/5/202). REUTERS/Aly Song


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Wabah virus corona di China memberikan pandangan sekilas tentang bagaimana sistem kamera pengintai bekerja. Stasiun pemantauan dengan label "ruang perang" epidemi membantu memeriksa pergerakan orang dan meredam penyakit.

China sedang mencoba membangun salah satu jaringan teknologi pengawasan paling canggih di dunia, dengan ratusan juta kamera di tempat-tempat umum. Dan, semakin banyak menggunakan teknik, seperti pemantauan smartphone juga pengenalan wajah.

Melansir Reuters, tahun ini, kota-kota dan desa-desa di seluruh negeri tembok raksasa menggunakan sistem, untuk apa yang Pemerintah China sebut sebagai "perang rakyat melawan virus corona".

Sementara pihak berwenang terutama menggunakan data lokasi seluler dan aplikasi penelusuran nomor indentitas penduduk untuk menandai orang yang kembali dari luar negeri untuk karantina, sistem pengawasan kamera telah memainkan peran penting.

Baca Juga: Terpukul wabah corona, China perkuat undang-undang kesehatan masyarakat

Jaringan telah Pemerintah China gunakan untuk melacak kontak orang-orang yang terkonfirmasi terinfeksi virus corona, dan untuk menghukum bisnis serta individu yang melanggar pembatasan.

"Ini adalah situasi perang," kata seorang pegawai negeri bermarga Wang di Kota Tianjin, yang terlibat dalam pelacakan ribuan orang yang terkait dengan kluster virus corona di sebuah department store ke Reuters. "Kita harus mengadopsi pemikiran waktu perang".

Meskipun memiliki teknologi tinggi dari sistem, itu sangat tergantung pada banyak orang menonton rekaman di layar. Dikenal sebagai "anggota jaringan", mereka duduk di ruang pemantauan atau memelototi ponsel pintar dari jaringan kamera.

"Jenis pengawasan ini jauh lebih digerakkan oleh manusia dibandingkan digerakkan oleh teknologi," kata James Leibold, profesor di Universitas La Trobe, Australia, yang meneliti sistem serupa di Xinjiang, China, kepada Reuters.

Baca Juga: Brasil tetap pakai hydroxychloroquine, meski WHO setop uji coba

Media pemerintah, pejabat, dan pemerintah daerah telah memberikan laporan tentang sistem yang sedang beraksi dalam kampanye melawan virus corona.

Di Desa Donghan, Hubei, provinsi tempat virus corona muncul akhir tahun lalu, anggota jaringan Liu Ganhe melihat enam warga desa berkumpul tanpa masker. Karena ity, dia segera menghubungi pihak berwenang.

"Aparat desa bergegas ke tempat kejadian untuk membubarkan kerumunan dan mendidik masyarakat," kata media Pemerintah China yang memuji "pembatasan di masa perang" yang bisa ditegakkan oleh sistem.

Menurut media Pemerintah China, sistem di sebuah kabupaten di Hubei menelan biaya 40 juta yuan (US$ 5,6 juta) dan mencakup lebih dari 4.400 kamera, katanya.

Kemudian, anggota jaringan He Haijun melihat warga desa berkumpul di daerah Yongzhou, Provinsi Hunan. Dia pun meneriaki mereka melalui pengeras suara desa, menurut media Pemerintah China.

Baca Juga: Jepang setujui Avigan untuk pengobatan Covid-19, manjur dan aman?

"Dalam dua menit, penduduk desa kembali ke rumah mereka," sebut media tersebut.

Kepada Reuters, warga di empat desa di Timur Laut China membenarkan penggunaan pengeras suara untuk membubarkan pertemuan yang melanggar aturan.

Pihak berwenang juga memasang kamera di luar rumah orang-orang yang datang dari pusat penyebararan virus corona Hubei dan luar negeri.

Di Xiangtan, Kota Hunan, sistem itu pemerintah setempat gunakan untuk menemukan seorang pria yang bersuhu tinggi di pusat perbelanjaan, media Pemerintah China melaporkan. Pejabat melacaknya menggunakan kamera dan mengirim petugas keamanan publik untuk menegurnya.

Baca Juga: Waspada, cerpelai di Belanda menularkan virus corona ke manusia




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×