Sumber: BBC |
BRUSSELS. Menteri keuangan zona euro hari ini, Senin 13 Mei, akan bertemu di Brussels untuk menyepakati bantuan keuangan bagi Siprus dan Yunani.
Siprus diperkirakan akan mendapat pengesahan bagi paket bantuan penyelamatan pertama sebesar €3 miliar atau setara dengan US$2,5 miliar. Pinjaman ini sudah disepakati pada awal tahun 2013.
Pertemuan juga diharapkan akan mensahkan bantuan terakhir sebesar €7,5 miliar untuk Yunani yang masih berjuang untuk menempuh reformasi ekonomi.
Dengan bantuan terbaru ini maka Yunani akan mendapat total bantuan keuangan sebesar €240 miliar, yang pertama kali disepakati tahun 2010.
Pemerintah Athena membutuhkan bantuan internasional untuk bisa membayar gaji pegawai negeri, pensiun, dan surat berharga pemerintah.
Pertengahan April lalu, Menteri Keuangan Yunani, Yannis Stournaras, mengatakan akan memberhentikan beberapa ribu pegawai negeri sipil yang kinerjanya dianggap buruk.
Beberapa media Yunani melaporkan pemerintah akan memberhentikan 4.000 pekerja sektor umum tahun ini dan 11.000 orang pada 2014.
Ekonomi Yunani disorot
Serangkaian unjuk rasa digelar menentang langkah penghematan di Yunani. Awal bulan ini, International Monetary Fund (IMF) yang merupakan salah satu lembaga pemberi pinjaman keuangan internasional mengatakan Yunani telah mencapai kemajuan dalam menangani defisit anggaran selama tiga tahun belakangan.
Namun IMF menambahkan reformasi struktural negara itu masih belum cukup dan masalah penggelapan pajak masih belum berhasil ditangani.
Yunani diharapkan untuk menempuh langkah pengetatan lebih lanjut sebagai persyaratan agar bisa mendapat bantuan keuangan terakhirnya.
Upaya penghematan ekonomi di Yunani ditentang oleh serikat buruh dan warga, yang berulang kali menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran.
Slovenia mengkhawatirkan
Selain membahas Yunani dan Siprus, para menteri keuangan Uni Eropa juga akan membicarakan kondisi keuangan di Slovenia, yang dikhawatirkan akan mengikuti langkah Yunani dan Siprus untuk meminta bantuan keuangan dari Uni Eropa.
Pemerintah Slovenia sendiri sudah menyusun rencana restrukturisasi ekonomi untuk mencegah permintaan bantuan keuangan dari Eropa.
Selain meningkatkan pajak, Slovenia juga akan melakukan swastanisasi sejumlah perusahaan milik negara.