Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Chow Tai Fook Jewellery Group Ltd mengatakan, pihaknya berencana untuk menutup sekitar 15 outletnya di Hong Kong setelah sewa mereka berakhir tahun ini.
Melansir Bloomberg, ini merupakan sinyal kuat bahwa perusahaan perhiasan kedua terbesar dunia itu mulai menarik diri dari ekonomi Hong Kong seiring masih berlanjutnya aksi protes anti-China di negara kota tersebut.
Dalam penarikan usaha signifikan pertama oleh peritel mewah setelah berbulan-bulan terjadi aksi demonstrasi disertai kekerasan yang telah menjauhkan wisatawan untuk datang ke Hong Kong, perusahaan perhiasan kedua yang paling berharga di dunia itu mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka tidak akan memperpanjang sewa dari 15 toko mulai April mendatang.
- Baca Juga: Pertama dalam satu dekade, kembang api Hong Kong di malam tahun baru dibatalkan
- Baca Juga: Semakin seru, Donald Trump Tandatangani RUU HAM Hong Kong
- Baca Juga: Aksi demo tak kunjung berakhir, festival musik terbesar di Hong Kong batal digelar
Bloomberg menuliskan, Chow Tai Fook akan menutup toko-toko itu karena mereka mengharapkan "tantangan makro" untuk terus berdampak dalam enam hingga 12 bulan ke depan, katanya. Selain aksi protes yang kadang-kadang melumpuhkan kota, harga emas yang tidak menentu dan ketegangan perdagangan AS-China juga membebani prospek perusahaan.
Perusahaan saat ini memiliki 86 gerai ritel Chow Tai Fook dan lima toko dengan merek lain di Hong Kong. Perusahaan ini merupakan perusahaan perhiasan terbesar kedua di dunia berdasarkan nilai pasar, setelah Tiffany & Co.
Sektor ritel dan pariwisata Hong Kong diprediksi akan mengalami kontraksi setelah tingkat penjualan mengalami tekanan selama enam bulan beruntun dan musim Natal yang loyo. Hong Kong, dengan pajak penjualan nol dan pusat perbelanjaan mewah, sebelumnya merupakan pintu gerbang bagi merek-merek mewah untuk menjangkau konsumen China, yang dikenal bepergian ke kota dengan koper kosong yang dimaksudkan untuk diisi dengan barang belanjaan untuk dibawa pulang.
Baca Juga: Gara-gara demo, ajang penghargaan K-pop batal digelar di Hong Kong
Menurut sebuah laporan baru-baru ini, dengan jumlah wisatawan yang sekarang berada pada rekor terendah, kuartal pertama 2020 kemungkinan akan memberi perhitungan minim bagi peritel: lebih dari 5.600 pekerjaan ritel bisa hilang dan ribuan toko tutup pada paruh pertama 2020.
Sejumlah restoran dan bar terkemuka juga telah mengumumkan rencana penutupan, sementara jaringan toko kosmetik Sa Sa International Holdings Ltd mengatakan kemungkinan akan menutup 30 toko di Hong Kong tahun ini.
Baca Juga: Pemimpin Hong Kong: Pemerintah menyerah pada tekanan, itu tidak akan terjadi!
Tahun Baru Imlek juga kemungkinan tidak akan memberikan dorongan seperti biasa. Jumlah pengunjung anjlok 53% selama minggu Natal dibandingkan dengan tahun sebelumnya, menurut laporan media setempat.
Chow Tai Fook mengatakan bahwa penutupan tokonya terutama akan berlokasi di kawasan wisata seperti Causeway Bay, Mong Kok dan Tsim Sha Tsui. Selain itu, mereka juga akan terus meninjau produktivitas toko dan mengoptimalkan jaringan ritelnya di Hong Kong.
Baca Juga: Ekonomi Global Masih Suram, Defisit Anggaran Kian Melebar
Toko perhiasan itu, yang dikendalikan oleh keluarga miliarder Cheng, mengalami penurunan penjualan di toko yang sama selama tiga kuartal berturut-turut di Hong Kong dan Makau. Sekarang perusahaan lebih berfokus pada daratan China, di mana mereka berencana untuk menambah 600 toko baru pada tahun finansial yang berakhir 31 Maret.