Sumber: Arab News | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - KAIRO. Pintu kerja sama multi-sektor antara Mesir dan Yunani sepertinya makin terbuka lebar setelah kedua pemimpin negara melakukan diskusi singkat melalui panggilan telepon.
Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi dan Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis secara khusus membahas bidang kerja sama di Mediterania Timur, seperti dilaporkan oleh Arab News (5/3).
Obrolan melalui telepon ini terjadi beberapa jam setelah Turki mengumumkan kesediaannya untuk bernegosiasi dengan Mesir terkait perbatasan maritim di wilayah Mediterania Timur, wilayah yang juga menjadi pusat perseteruan antara Yunani dan Turki.
Baca Juga: Akibat tumpahan minyak di laut, Israel sebut Iran lakukan terorisme lingkungan
Juru bicara kepresidenan Mesir Bassam Radi, mengatakan bahwa kedua pemimpin negara membahas kedekatan hubungan bilateral yang ada di beragam sektor, terutama kerja sama di bidang energi. Dalam diskusinya, presiden Mesir juga disebiut mengkonfirmasi kekuatan hubungan Mesir-Yunani.
Dikutip dari Arab News, Presiden El-Sisi berharap kedua negara bisa memperluas kerja sama di berbagai aspek secara konstruktif, terutama di bidang ekonomi dan energi, serta di bidang keamanan.
Dari pihak Yunani, PM Mitsotakis menegaskan keinginannya untuk bertukar pandangan dan berkonsultasi dengan El-Sisi tentang masalah regional yang menjadi kepentingan bersama.
Secara khusus, ia menggarisbawahi pentingnya koordinasi timbal balik terutama di sektor energi dan keamanan di Mediterania Timur.
Yunani masih bersitegang dengan Turki yang menjadi mitra Mesir
Sebelum diskusi via telepon antara kedua pemimpin negara Mesir dan Yunani terjadi, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu sempat menyatakan dalam konferensi pers bahwa Turki dan Mesir dapat merundingkan demarkasi perbatasan Mediterania Timur.
Baca Juga: Di tengah ketegangan dengan Turki, Yunani borong 18 jet tempur Rafale dari Prancis
Kawasan Mediterania Timur sendiri jadi kawasan yang cukup rumit dalam hubungan Turki dan Yunani.
Konflik Turki semakin intensif dengan negara-negara tetangga, terutama Yunani dan Siprus, sejak 2019 untuk menguasai perairan regional yang menjadi sasaran perselisihan internasional.
Turki bertujuan untuk mengubah perairan Mediterania Timur menjadi wilayah konsesinya. Alasannya adalah kawasan tersebut kemungkinan besar mengandung banyak gas alam.
Menariknya, pada tahun 2019, Siprus, Yunani, Mesir, Israel, Yordania, Italia, dan Palestina mengadakan EastMed Gas Forum tanpa Turki.
Eksplorasi gas Turki di wilayah tersebut telah secara langsung mengganggu hubungan bilateral dengan negara-negara seperti Yunani dan Siprus selama berbulan-bulan.