kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meski ada gejolak, Regulator sekuritas AS: Pasar bursa AS harus tetap buka


Selasa, 17 Maret 2020 / 05:50 WIB
Meski ada gejolak, Regulator sekuritas AS: Pasar bursa AS harus tetap buka


Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Kepala regulator sekuritas Amerika Serikat mengatakan pasar harus tetap terbuka meski volatilitasnya tinggi. Pernyataan ini membatalkan spekulasi industri bahwa pemerintah kemungkinan akan menutup perdagangan saham untuk menghentikan penurunan harga saham.

"Pasar harus terus berfungsi dalam saat-saat seperti ini," kata Ketua Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) Jay Clayton, Senin (16/3) seperti dikutip Reuters dari wawancara dengan CNBC.

Baca Juga: Trump menyatakan darurat nasional virus corona di AS

Ia menambahkan SEC tengah memantau pasar dengan cermat dan bekerja dengan bursa dan penyedia infrastruktur pasar untuk memastikan mereka dapat terus berfungsi.

Saham AS anjlok pada Senin (16/3) pagi karena meningkatnya kekhawatiran tentang pandemi virus corona akan menyebabkan resesi global, lagi-lagi memicu penangguhan perdagangan sementara.

Indeks S&P 500 kehilangan hampir US$ 6 triliun sejak rekor penutupan tertinggi pada pertengahan Februari.

Kekacauan mendorong The Fed mengambil tindakan agresif pada Minggu (15/3) dengan memangkas suku bunga acuan mendekati nol persen untuk menopang ekonomi dan sistem keuangan, menjanjikan pembelian aset hingga ratusan miliar dolar dan mendukung otoritas asing dengan tawaran pembiayaan dolar murah.

Beberapa analis berspekulasi bahwa penutupan pasar sama sekali merupakan langkah selanjutnya bagi regulator yang akan kehabisan alat dengan cepat untuk menangkap gejolak.

"Seseorang mungkin tidak akan salah untuk menganggap bahwa langkah besar berikutnya adalah menutup pasar saham untuk mencegah aksi jual lebih lanjut yang dilakukan sendiri," kata William O'Donnel, analis Citigrup Global Markets Inc dalam sebuah catatan Senin (16/3).

Menutup pasr bursa jarang terjadi, tetapi bukan berarti tidak pernah terjadi sebelumnya.

New York Stock Exchange baru-baru ini ditutup pada 29 Oktober-30 Oktober 2012 selama Badai Sandy dan sebelumnya pada 11 September-14 September 2011 setelah serangan teroris di AS. Bursa ini juga ditutup selama empat bulan saat perang dunia I pecah.

"Ini adalah perang dunia melawan virus, jadi mungkin itu bukan ide gila," kata O'Donnell.

Perdagangan NYSE tetap buka pada Senin, tetapi bursa mengambil tindakan pencegahan tambahan, mengharuskan orang yang memasuki gedung untuk mengungkap jika mereka terkena virus dan untuk melakukan pemeriksaan suhu tubuh.Mereka yang memasuki lantai bursa diberi stempel di lengan mereka untuk menunjukkan bahwa mereka telah diperiksa.

Baca Juga: Wall Street tumbang, Dow Jones rontok hampir 10% pasca pembatasan perjalanan Trump

Presiden NYSE Stacey Cunningham berbicara kepada Fox News mengatakan, penutupan pasar akan menjadi respons yang salah. "Penting bahwa investor memiliki akses ke uang mereka." 

Chief Executive Officer Nasdaq Adena Friedman juga mengatakan sangat penting bahwa pasar tetap terbuka.

Pengawas pasar Uni Eropa mengatakan pada hari Senin pihaknya menurunkan ambang untuk melaporkan short selling, di mana keuntungan pedagang dengan taruhan saham akan jatuh, ke regulator untuk tiga bulan ke depan karena kondisi perdagangan saat ini menimbulkan ancaman serius terhadap pasar yang rapuh.

Menurut Clayton pasar AS secara keseluruhan terus berfungsi dengan baik, membuka kembali secara tertib menyusul pemicu dari pemutus arus pekan lalu.

"Segalanya telah berfungsi dengan baik di pasar kami selama dua minggu terakhir dalam waktu yang sangat fluktuatif," katanya.




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×