Sumber: Yonhap,Yonhap | Editor: S.S. Kurniawan
Kekhawatiran akan vaksin flu pertama kali muncul Jumat (16/10) pekan lalu, setelah seorang remaja laki-laki berusia 17 tahun di Kota Incheon meninggal dua hari setelah menerima suntikan.
Kematian serupa dilaporkan, mayoritas warga lanjut usia. Kebanyakan dari mereka juga memiliki penyakit penyerta.
Kecemasan publik semakin menjadi
Kecemasan publik semakin menjadi ketika para dokter menyarankan pemerintah untuk menangguhkan program vaksinasi flu, dengan Pusat Kesehatan Masyarakat di Distrik Yeongdeungpo, Seoul, merekomendasikan penangguhan tersebut "sebagai langkah pencegahan".
"Kami menyarankan program inokulasi vaksin ditangguhkan selama satu minggu karena hubungan kausal antara kasus kematian baru-baru ini dan vaksinasi belum diverifikasi secara jelas," kata Asosiasi Medis Korea (KMA).
Menurut Choi Dae-zip, Kepala KMA, inokulasi vaksin akan berkurang drastis mulai Jumat (23/10) dan seterusnya.
Baca Juga: Ini alasan Korea Selatan tarik 615.000 vaksin flu milik Korea Vaccine
"KDCA secara meyakinkan mengatakan, tidak ada masalah dengan vaksin itu sendiri, tetapi posisi pemerintah tampaknya menyindir adanya masalah dengan proses distribusi, metode penyimpanan, dan proses inokulasi," kata Choi seperti dilansir Yonhap.
"Bagaimana (orang) merasa yakin dan mendapatkan vaksinasi di institusi medis dalam keadaan seperti itu?" imbuh dia.
Namun, KMA setuju dengan sikap pemerintah, perlu ada inokulasi vaksin.
KMA adalah asosiasi dokter terbesar di Korea Selatan yang beranggotakan 130.000 dokter.
Menurut KDCA, hanya ada satu kematian yang berhubungan dengan vaksinasi flu. Pada 2009, seorang wanita berusia 65 tahun didiagnosis dengan sindrom Miller Fisher, penyakit saraf yang langka, setelah menerima suntikan flu dan meninggal setahun kemudian.