kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,58   -2,96   -0.33%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Militer Turki tembak jatuh dua jet tempur Suriah, konflik di Idlib kian panas


Minggu, 01 Maret 2020 / 23:10 WIB
Militer Turki tembak jatuh dua jet tempur Suriah, konflik di Idlib kian panas
ILUSTRASI. Seorang bocah lelaki yang mengenakan bendera Turki berdiri di sebelah seorang tentara Turki di kota Tal Abyad, Suriah 23 Oktober 2019. Militer Turki menembak jatuh dua jet tempur Suriah di barat laut Idlib, Minggu (1/3/2020), beberapa jam setelah Suriah m


Sumber: Al Jazeera | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - ANTAKYA. Konflik milter Turki dan Suriah di kawasan Idlib makin panas. Terbaru, militer Turki menembak jatuh dua jet tempur pemerintah Suriah di barat laut Idlib, beberapa jam setelah pasukan yang setia kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad menjatuhkan pesawat tak berawak Turki di wilayah tersebut.

Al Jazeera melaporkan, dalam sebuah posting di Twitter pada Minggu (1/3), Kementerian Pertahanan Turki mengumumkan pasukannya menembak jatuh dua pesawat SU-24 milik Pemerintah Suriah.

Baca Juga: Rusia dan Turki saling mengancam dengan pengerahan kekuatan militer di Suriah

Kantor berita Suriah SANA membenarkan pesawat Suriah ditembak jatuh di Idlib, tetapi tidak ada yang terluka dalam serangan tersebut. Pilot menggunakan parasut dan mendarat dengan selamat.

Di tengah meningkatnya ketegangan, Pemerintah Suriah menutup wilayah udara di atas Idlib, seorang pejabat mengatakan kepada SANA. "Setiap pesawat yang melanggar wilayah udara kami akan diperlakukan sebagai penerbangan bermusuhan yang harus ditembak jatuh dan dicegah agar tidak mencapai tujuannya," ujar pejabat tersebut.

Pasukan yang setia kepada al-Assad, yang didukung oleh kekuatan udara Rusia, telah memperbarui serangan untuk menguasai Idlib dari pasukan oposisi Suriah yang didukung oleh Turki.

Sejak operasi militer itu meningkat pada bulan Desember 2019 lalu, pasukan Pemerintah Suriah dengan cepat maju ke kantong kubu oposisi, merebut kembali jalan raya M5 yang strategis dan memperkuat kontrol atas bagian-bagian provinsi Aleppo, yang berbatasan dengan Idlib.

Turki mengatakan, operasi militer itu melanggar kesepakatan yang ditandatangani dengan Rusia pada 2017 dan 2018 untuk mengatur zona de-eskalasi di wilayah tersebut.

Baca Juga: Hubungan Turki dan Rusia memanas setelah 33 tentara Turki tewas dalam sehari

Ketegangan meningkat dalam beberapa hari terakhir setelah 34 tentara Turki tewas dalam serangan udara pemerintah Suriah di Idlib.

Jumlah korban tersebut adalah yang terbanyak yang diderita militer Turki sejak campur tangan dalam konflik Suriah pada 2016. Sebagai balasan, Ankara menghantam sejumlah sasaran pemerintah Suriah.

Berbicara di Hatay pada Minggu (1/3), Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar mengatakan respons Ankara juga menghancurkan delapan helikopter Suriah, 103 tank, 72 peluncur artileri dan roket, dan tiga sistem pertahanan udara. Dia juga mengatakan respons Turki disebut operasi "Spring Shield".

Baca Juga: Tewaskan 22 tentara Turki, Rusia: Tak seharusnya mereka berada di daerah itu

Suriah sendiri belum mengomentari klaim Turki tersebut.

"Kami tidak berniat bentrok dengan Rusia. Tujuan kami adalah menghentikan pembantaian, radikalisasi, dan migrasi rezim Suriah," kata Akar seperti dikutip oleh media Turki.

Dia melanjutkan dengan janji pembalasan terhadap serangan terhadap pasukan Turki dan pos pengamatan Turki di Idlib, Turki hanya akan menargetkan tentara dan elemen rezim Suriah di Idlib yang menyerang pasukan Turki. Turki mengharapkan Rusia menggunakan pengaruhnya untuk mengakhiri serangan rezim Suriah.

Tidak ada komentar langsung dari Rusia soal ini.

Konflik bersenjata di di Idlib telah membuat hampir satu juta orang, kebanyakan wanita dan anak-anak mengungsi, menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Sekitar 299 warga sipil juga telah dikonfirmasi tewas.

Tim penyelamat pertahanan sipil Suriah mengatakan kepada Al Jazeera bahwa empat warga sipil tewas, termasuk seorang anak, dalam serangan udara pada hari Minggu oleh pasukan pemerintah di dekat kota Maaret Masreen di Idlib.

Mark Lowcock, Kepala Badan Kemanusiaan PBB menggambarkan situasi itu sebagai "kisah horor kemanusiaan terbesar abad ke-21" dan menyerukan gencatan senjata segera.

Baca Juga: Rusia kirim dua kapal perang ke Suriah untuk merespons Turki




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×