kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mimpi buruk Eropa: Kasus harian corona lampaui AS, jam malam diberlakukan


Kamis, 15 Oktober 2020 / 04:31 WIB
Mimpi buruk Eropa: Kasus harian corona lampaui AS, jam malam diberlakukan
ILUSTRASI. Virus corona mengguncang Eropa. Prancis memberlakukan jam malam, sementara negara Eropa lainnya menutup sekolah. REUTERS/Benoit Tessier


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - PARIS/PRAGUE. Virus corona mengguncang Eropa.  Prancis memberlakukan jam malam, sementara negara-negara Eropa lainnya menutup sekolah, membatalkan operasi di rumah sakit, dan mendaftar petugas medis ketika pihak berwenang kewalahan menghadapi skenario mimpi buruk kebangkitan Covid-19 pada awal musim dingin.

Melansir Reuters, dengan angka kasus baru mencapai sekitar 100.000 setiap hari, selisih penambahan kasus antara Eropa dengan Amerika Serikat semakin melebar, di mana AS mencatatkan penambahan rata-rata lebih dari 51.000 infeksi Covid-19 dilaporkan setiap hari.

Dengan kasus infeksi di Prancis yang meningkat pesat, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan pemberlakuan jam malam selama empat minggu mulai Sabtu (17/10/2020) di Paris dan kota-kota besar lainnya. Kebijakan ini dipastikan akan mempengaruhi hampir sepertiga dari 67 juta penduduk negara itu.

“Kami harus bereaksi,” kata Macron dalam sebuah wawancara di televisi nasional seperti yang dikutip Reuters. 

Baca Juga: Duh, uji klinis calon vaksin corona di perusahaan ini dihentikan karena penyakit aneh

Dia mengatakan Prancis tidak kehilangan kendali atas virus tersebut, tetapi menambahkan: "Kami berada dalam situasi yang mengkhawatirkan."

Sementara itu, sebagian besar pemerintah Eropa sudah mulai mengurangi penguncian selama musim panas untuk mulai menghidupkan kembali ekonomi yang sudah terpukul oleh gelombang pertama pandemi virus corona. Tetapi kembalinya aktivitas normal memicu lonjakan tajam kasus di seluruh Benua Biru.

Bar dan pub termasuk yang pertama ditutup atau menghadapi penutupan lebih awal dalam penguncian baru. Dengan melonjaknya tingkat infeksi, pemerintah Eropa harus memutar otak bagaimana sekolah dan perawatan medis non-Covid tetap bisa berjalan.

Baca Juga: Banyak negara beralih ke tes antigen cepat untuk Covid-19, apa itu?

Bahkan Paus Fransiskus tunduk pada aturan virus corona baru, dengan menjaga jarak yang aman dari simpatisan pada audiensi mingguannya pada hari Rabu.

Di Lisbon, penggemar sepak bola tidak terkejut setelah kapten Portugal Cristiano Ronaldo dinyatakan positif mengidap virus. Mereka mengatakan, semua orang berisiko terinfeksi, tidak terkecuali atlet terkenal.

Republik Ceko, yang memiliki tingkat per kapita terburuk di Eropa, telah mengalihkan sekolah ke pembelajaran jarak jauh dan berencana untuk memanggil ribuan mahasiswa kedokteran. 

“Kadang-kadang kami hampir menangis,” kata Lenka Krejcova, kepala perawat di rumah sakit Slany dekat Praha, saat para pekerja bangunan bergegas mengubah bangsal umum menjadi departemen Covid-19.

Baca Juga: WHO: Herd immunity bermasalah secara ilmiah dan tidak etis untuk melawan corona

Polandia meningkatkan pelatihan untuk perawat dan mempertimbangkan untuk membuat rumah sakit lapangan militer. Moskow akan memindahkan banyak siswa ke pembelajaran online, dan Irlandia Utara menutup sekolah selama dua minggu dan restoran selama empat minggu.

“Saya tidak punya informasi yang bagus. Kami berada di ambang bencana,” kata ahli imunologi Pawel Grzesiowski di Polandia, yang melaporkan rekor 6.526 infeksi dan 116 kematian pada Rabu.

Upaya untuk mengembangkan vaksin terhambat di beberapa negara, di mana Johnson & Johnson menghentikan percobaannya setelah salah seorang peserta penelitian menunjukkan penyakit yang tidak dapat dijelaskan. Sementara itu, uji coba AZN.L AS dari AstraZeneca tetap ditunda selama lebih dari sebulan.

Rusia, yang mencatat rekor peningkatan kasus setiap hari, telah memberikan persetujuan peraturan untuk vaksin kedua.

Pilihan yang tidak mungkin

Jerman, Inggris, dan Prancis sejauh ini menolak tekanan untuk menutup sekolah. Akan tetapi di Jerman, politisi memperdebatkan apakah akan memperpanjang liburan Natal-Tahun Baru untuk mengekang penularan.

Belanda kembali menutup sebagian bisnis, menutup bar dan restoran, tetapi tetap membuka sekolah.

Infeksi Eropa telah berjalan rata-rata hampir 100.000 per hari - sekitar sepertiga dari total global - sehingga memaksa pemerintah untuk memperketat penguncian sambil berusaha menghindari anjloknya perekonomian.

Baca Juga: Diserang corona lagi, Inggris terapkan sistem lockdwon baru, ini rinciannya

Menurut data WHO, Inggris, Prancis, Rusia, dan Spanyol menyumbang lebih dari setengah kasus baru di Eropa dalam seminggu hingga 11 Oktober.

Di Amerika Serikat, dengan jumlah infeksi terkonfirmasi tertinggi di dunia, 22 negara bagian sejauh ini pada bulan Oktober mencatat rekor peningkatan kasus baru. Tapi kematian cenderung menurun dan rata-rata terjadi 700 hari selama seminggu terakhir.

Rumah sakit darurat

Mengutip Reuters, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menghadapi seruan oposisi untuk memberlakukan penguncian nasional lanjutan di Inggris, tetapi sejauh ini dia menolak. Penerimaan rumah sakit atas pasien corona terus melonjak dan rumah sakit darurat yang dibangun pada musim semi sekali lagi sedang disiapkan.

Financial Times melaporkan, London menghadapi pembatasan yang lebih ketat dalam beberapa hari ke depan.

Di Spanyol, pihak berwenang di Catalonia memerintahkan bar dan restoran tutup selama 15 hari dan membatasi jumlah orang yang diperbolehkan berada di toko.

Di Belgia, dengan tingkat infeksi per kapita terburuk kedua di Eropa, rumah sakit sekarang harus menyediakan seperempat tempat tidur untuk pasien Covid-19.

“Kami tidak dapat melihat ujung terowongan hari ini,” Renaud Mazy, direktur pelaksana Klinik Universitas Saint-Luc di Brussels, mengatakan kepada radio La Premiere.

Baca Juga: Johnson & Johnson setop sementara uji coba klinis vaksin corona, ini penyebabnya

Di Australia, salah satu negara paling sukses dalam memerangi virus, muncul klaster baru corona di dua negara bagian terpadat. Kondisi ini mendorong New South Wales untuk menunda pelonggaran beberapa pembatasan.

Dan pembatasan baru telah diberlakukan di Malaysia, di mana Istana Kerajaan menunda semua pertemuan selama dua minggu.

Selanjutnya: Banyak negara beralih ke tes antigen cepat untuk Covid-19, apa itu?




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×