kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Mimpi buruk Eropa: Rusia dan China kembangkan rudal hipersonik


Selasa, 29 Desember 2020 / 06:48 WIB
Mimpi buruk Eropa: Rusia dan China kembangkan rudal hipersonik
ILUSTRASI. Sejumlah media Jerman memperingatkan pengembangan senjata hipersonik Rusia dan China. Andy Wong/Pool via REUTERS/File Photo


Sumber: Express.co.uk | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Departemen Pertahanan AS mengumumkan awal tahun ini bahwa mereka telah mendirikan pangkalan baru untuk mengembangkan senjata hipersonik, dengan tujuan untuk menerjunkan "kemampuan senjata hipersonik yang diluncurkan dari udara dan bernapas udara" dalam waktu tiga tahun.

Australia juga mengumumkan pada awal bulan bahwa mereka akan bekerja sama dengan AS untuk bersama-sama mengembangkan rudal jelajah guna melawan China dan Rusia.

Menteri Pertahanan Australia Linda Reynolds berkata: "Kami akan terus berinvestasi dalam kemampuan-kemampuan canggih untuk memberi Angkatan Pertahanan Australia lebih banyak pilihan untuk mencegah agresi terhadap kepentingan Australia."

Baca Juga: Memulai perlombaan senjata baru, Putin salahkan Amerika Serikat

Tetapi analis keamanan Jerman mengklaim, Rusia tidak peduli dengan kemajuan Amerika karena mereka memiliki pertahanan yang efektif terhadap senjata hipersonik.

Rusia telah mengembangkan sistem rudal S-500 Prometey untuk mencegat persenjataan hipersonik, dan juga memiliki "rudal pencegat tak dikenal yang dimodifikasi" menurut para analis.

Baca Juga: Rusia siapkan sistem pertahanan udara S-500, disebut jadi penangkal rudal Amerika

Menurut Kementerian Pertahanan AS, S-500 diharapkan akan dikerahkan oleh angkatan bersenjata Rusia pada tahun 2021.

Sergei Surovikin, komandan Pasukan Dirgantara Rusia, mengatakan akan mampu menghancurkan senjata hipersonik di ruang dekat Bumi.

Itu terjadi setelah China dan Rusia berupaya memperkuat hubungan strategis untuk menunjukkan kekuatan kepada Joe Biden, Presiden terpilih.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×