Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Morgan Stanley mengatakan bahwa harga emas berpotensi naik ke US$ 4.500 per ons troi pada pertengahan 2026, didukung permintaan fisik yang kuat dari dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) dan bank sentral karena prospek ekonomi masih belum pasti.
"Aksi harga baru-baru ini membawa emas ke wilayah jenuh beli berdasarkan RSI (Indeks Kekuatan Relatif), tetapi koreksi baru-baru ini telah membawanya ke level yang lebih sehat, kemungkinan memperbaiki posisinya," kata Morgan Stanley dalam sebuah catatan seperti dikutip Reuters, Jumat (31/10/2025).
Bank tersebut memperkirakan pembelian berkelanjutan atas dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) yang didukung emas seiring dengan penurunan suku bunga, di samping pembelian yang stabil oleh bank sentral, meskipun dengan laju yang lebih lambat dan stabilisasi permintaan perhiasan.
Baca Juga: Harga Emas Stabil di Atas US$ 4.000, Investor Menimbang Penurunan Suku Bunga Lanjutan
Namun, Morgan Stanley memperingatkan bahwa risiko penurunan tetap ada, termasuk potensi volatilitas harga yang dapat mendorong investor untuk beralih ke kelas aset lain atau keputusan bank sentral untuk mengurangi cadangan emas.
Harga emas telah melonjak lebih dari 54% year-to-date, mencapai beberapa rekor tertinggi pada tahun 2025, termasuk rekor tertinggi terbaru di US$ 4.381,21 per ons pada 20 Oktober, tetapi telah turun lebih dari 8% sejak saat itu.
Reli Harga emas tahun ini didorong oleh ketidakpastian geopolitik, ekspektasi penurunan suku bunga, pembelian oleh bank sentral, dan arus masuk ETF yang kuat yang didukung emas.


/2025/10/14/187736188.jpg) 
  
  
  
  
  
  
  
  
 











