Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
Banyak pemerintahan negara mengatakan bahwea keputusan untuk menghentikan inokulasi adalah karena kehati-hatian. Namun, para ahli telah memperingatkan campur tangan politik dapat merusak kepercayaan publik terhadap vaksinasi, karena pemerintah berjuang untuk menjinakkan varian virus yang lebih menular.
“Kami percaya bahwa, setelah keputusan hati-hati dari regulator, vaksinasi dapat dilanjutkan kembali di seluruh Eropa,” kata Kepala Petugas Medis AstraZeneca Ann Taylor dalam sebuah pernyataan.
Badan Pengatur Produk Kesehatan dan Obat-obatan Inggris (MHRA) sebelumnya mengatakan sedang menyelidiki 5 kasus pembekuan darah otak langka yang telah dilaporkan dari 11 juta suntikan vaksin Covid-19 AstraZeneca yang dilakukan di Inggris.
Namun, badan tersebut mengatakan penggunaan vaksin Covid-19 AstraZeneca harus dilanjutkan dan seorang pejabat mengatakan peluncuran di Inggris kemungkinan akan berlanjut bahkan jika kaitannya terbukti.
Baca juga: Kekhawatiran vaksin AstraZeneca turut menekan harga minyak, prospek masih melemah
Suntikan vaksin AstraZeneca adalah salah satu vaksin Covid-19 pertama dan termurah yang dikembangkan serta diluncurkan dalam jumlah besar yang akan menjadi andalan program vaksinasi di banyak negara berkembang. "(Putusan) EMA sekarang memberikan kejelasan tentang keamanan vaksin ini (AstaZeneca)," kata Clemens Wendtner, kepala penyakit menular di klinik Munich Schwabing.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada pekan ini juga menegaskan kembali dukungannya untuk suntikan vaksin Covid-19 AstraZeneca itu. EMA mengatakan akan memperbarui panduannya tentang vaksin AstraZeneca, untuk memasukkan penjelasan bagi pasien tentang potensi risiko dan informasi bagi para profesional perawatan kesehatan.
Badan tersebut mengatakan sedang berhubungan dengan regulator di seluruh dunia untuk mengawasi kemungkinan efek samping dari semua vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sejumlah Negara di Eropa Kembali Gunakan Vaksin Virus Corona AstraZeneca",
Penulis : Shintaloka Pradita Sicca
Editor : Shintaloka Pradita Sicca