kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.936.000   -1.000   -0,05%
  • USD/IDR 16.395   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.907   -61,50   -0,88%
  • KOMPAS100 997   -14,27   -1,41%
  • LQ45 765   -9,88   -1,28%
  • ISSI 225   -2,18   -0,96%
  • IDX30 397   -4,54   -1,13%
  • IDXHIDIV20 466   -5,69   -1,21%
  • IDX80 112   -1,62   -1,42%
  • IDXV30 115   -1,15   -0,99%
  • IDXQ30 128   -1,29   -0,99%

Netanyahu: Kejatuhan Rezim Iran Bukan Tujuan, Tapi Bisa Jadi Hasil


Jumat, 20 Juni 2025 / 09:49 WIB
Netanyahu: Kejatuhan Rezim Iran Bukan Tujuan, Tapi Bisa Jadi Hasil
ILUSTRASI. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa pergantian atau kejatuhan rezim Iran bukan merupakan tujuan utama


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa pergantian atau kejatuhan rezim Iran bukan merupakan tujuan utama dari operasi militer Israel terhadap negara tersebut.

Namun, ia tidak menutup kemungkinan bahwa hal itu bisa menjadi dampak tidak langsung dari serangan yang dilakukan.

Netanyahu: "Perubahan Rezim Adalah Urusan Rakyat Iran"

Dalam wawancara dengan televisi publik Israel, Kan, pada Kamis (19 Juni), Netanyahu menyatakan bahwa tanggung jawab untuk mengganti kepemimpinan Iran ada di tangan rakyat negara tersebut, bukan intervensi dari luar.

Baca Juga: Kapitalisasi Pasar Kripto Anjlok US$160 Miliar, Perang Israel-Iran Jadi Penyebabnya

“Masalah mengganti rezim atau kejatuhan rezim ini adalah, pertama dan terutama, urusan rakyat Iran. Tidak ada yang bisa menggantikannya,” ujar Netanyahu.

“Karena itu saya tidak menyatakannya sebagai tujuan. Itu bisa menjadi hasil, tapi bukan tujuan resmi atau formal kami,” tambahnya.

Pernyataan ini muncul di tengah eskalasi ketegangan regional antara Israel dan Iran, termasuk dugaan serangan Israel terhadap infrastruktur militer dan nuklir Iran dalam beberapa pekan terakhir.

Israel Siap Serang Fasilitas Nuklir Iran, Dengan atau Tanpa AS

Netanyahu juga menegaskan bahwa Israel memiliki kapabilitas militer untuk menghancurkan seluruh fasilitas nuklir Iran, termasuk situs Fordow yang terkenal sangat terlindungi, terletak di bawah gunung dekat kota suci Qom.

“Kami memiliki kekuatan untuk menghancurkan semua target kami, semua fasilitas nuklir mereka, baik Presiden Trump memutuskan untuk ikut atau tidak.”

Meski demikian, ia mengakui bahwa keputusan akhir tetap berada di tangan Presiden AS Donald Trump. Pemerintah AS sebelumnya menyatakan bahwa Trump akan membuat keputusan dalam dua minggu terkait kemungkinan keterlibatan militer dalam serangan terhadap fasilitas nuklir Iran.

Baca Juga: Mengintip Dampak Perang Israel-Iran terhadap Biaya Logistik Internasional

Fordow: Target Strategis di Tengah Ketidakpastian

Situs Fordow Fuel Enrichment Plant disebut sebagai ‘permata mahkota’ dari program nuklir Iran. Kompleks ini dibangun jauh di dalam gunung, sehingga sulit dijangkau oleh serangan konvensional. Banyak analis militer meyakini bahwa hanya bom penghancur bunker milik militer AS yang mampu menimbulkan kerusakan signifikan pada situs ini.

Ketika ditanya apakah Fordow bisa dihancurkan tanpa bantuan AS, Netanyahu tetap percaya diri atas kemampuan Israel.

Trump: AS Bisa Hancurkan Fordow Sendiri, Tapi Belum Tentu Akan Lakukan

Presiden Trump, dalam pernyataan terpisah pada Rabu, mengklaim bahwa Amerika Serikat secara teknis mampu menghancurkan fasilitas Fordow sendirian.

“Tapi itu bukan berarti saya akan melakukannya—sama sekali tidak,” kata Trump.

Selanjutnya: Bitcoin Tetap Tangguh di Tengah Ketidakpastian Global dan Ketegangan Geopolitik

Menarik Dibaca: Lakukan 3 Cara Ini untuk Merawat Indera Penciuman Anda supaya Tetap Tajam




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×