Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Indeks saham Jepang, Nikkei, turun lebih dari 1% pada perdagangan Kamis (23/10/2025), seiring aksi ambil untung investor setelah reli yang dipicu oleh ekspektasi terhadap kebijakan longgar pemerintahan baru Perdana Menteri Sanae Takaichi.
Pada pukul 00.19 GMT, Nikkei melemah 1,3% menjadi 48.648,86, sementara indeks yang lebih luas Topix turun 0,61% ke level 3.246,49.
“Investor telah memborong saham menjelang pemungutan suara parlemen untuk memilih Takaichi sebagai perdana menteri. Begitu dia resmi terpilih, aksi jual langsung terjadi karena semua sentimen positif sudah tercermin di harga saham,” ujar Kazuaki Shimada, Kepala Strategi di IwaiCosmo Securities.
Baca Juga: Dolar Menguat Tipis pada Kamis (13/10) Pagi, Menjelang Rilis Data CPI AS
Takaichi, seorang konservatif garis keras, terpilih sebagai perdana menteri perempuan pertama Jepang pada Selasa lalu, mendorong Nikkei mencetak rekor level intraday tertinggi 49.945,95 pada hari yang sama.
Jika tren pelemahan berlanjut, indeks ini akan mencatat penurunan untuk dua hari berturut-turut.
Sentimen pasar juga tertekan oleh kekhawatiran atas hubungan Amerika Serikat–China, setelah muncul laporan bahwa pemerintahan Donald Trump tengah mempertimbangkan pembatasan ekspor produk yang menggunakan perangkat lunak asal AS ke China.
“Berita terkait hubungan AS–China memang memicu aksi jual, tapi bukan faktor fundamental utama di balik pelemahan hari ini,” tambah Shimada.
Baca Juga: Platform Pasar Prediksi Polymarket Cari Pendanaan dengan Valuasi hingga US$15 Miliar
Saham SoftBank Group turun 2,97% dan menjadi penekan terbesar bagi indeks Nikkei.
Saham-saham teknologi dan semikonduktor juga ikut melemah, dengan Advantest turun 2,72% dan Tokyo Electron merosot 2,86%.
Sebaliknya, saham berbasis pertahanan justru menguat. Sumitomo Heavy Industries melonjak 8,3%, sementara Kawasaki Heavy Industries dan IHI Corp masing-masing naik 2,85% dan 1,92%.
Menurut Shimada, kenaikan saham sektor pertahanan dipicu ekspektasi bahwa Jepang akan meningkatkan anggaran pertahanannya, menjelang pertemuan antara Takaichi dan Presiden AS Donald Trump yang dijadwalkan berlangsung pekan depan.
Baca Juga: ICJ Perintahkan Israel Penuhi Kebutuhan Dasar Warga Gaza
Dari lebih dari 1.600 saham yang diperdagangkan di pasar utama Bursa Tokyo, sekitar 58% naik, 36% turun, dan 4% stagnan.













