kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.886.000   2.000   0,11%
  • USD/IDR 16.555   -55,00   -0,33%
  • IDX 6.980   147,08   2,15%
  • KOMPAS100 1.012   25,10   2,54%
  • LQ45 787   21,71   2,84%
  • ISSI 220   2,17   0,99%
  • IDX30 409   11,84   2,98%
  • IDXHIDIV20 482   15,28   3,27%
  • IDX80 114   2,54   2,27%
  • IDXV30 116   2,05   1,79%
  • IDXQ30 133   4,16   3,22%

Nissan Bakal PHK 11.000 Karyawan, Tutup 7 pabrik


Rabu, 14 Mei 2025 / 08:43 WIB
Nissan Bakal PHK 11.000 Karyawan, Tutup 7 pabrik
ILUSTRASI. Nissan, mengatakan akan melakukan PHL 11.000 pekerja lagi di seluruh dunia . Selain itu, Nissan juga menutup tujuh pabrik miliknya. REUTERS/Kim Kyung-Hoon


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Pabrikan mobil Jepang, Nissan, mengatakan akan melakukan PHL 11.000 pekerja lagi di seluruh dunia . Selain itu, Nissan juga menutup tujuh pabrik miliknya. 

Langkah ini dilakukan saat bisnis perusahaan tersebut terguncang seiring lemahnya penjualan.

Mengutip BBC, penjualan yang menurun di Tiongkok dan diskon besar-besaran di AS, dua pasar terbesarnya, telah berdampak besar pada pendapatan Nissan. Sementara, rencana merger dengan Honda dan Mitsubishi gagal pada bulan Februari.

Pemangkasan terbaru ini membuat jumlah total PHK yang diumumkan oleh perusahaan sejak tahun lalu menjadi sekitar 20.000, atau 15% dari tenaga kerjanya.

Belum jelas di mana PHK akan dilakukan, atau pabrik Nissan di negara mana yang akan terpengaruh.

Nissan mempekerjakan sekitar 133.500 orang di seluruh dunia.

Menurut kepala eksekutif perusahaan, Ivan Espinosa, dua pertiga dari pemutusan hubungan kerja terbaru akan berasal dari manufaktur, dengan sisanya dari penjualan, pekerjaan administrasi, penelitian dan staf kontrak.

Baca Juga: Mulai dari Kenaikan Upah Hingga Penurunan Permintaan Jadi Pemicu Lonjakan PHK

PHK terbaru ini menyusul pemutusan hubungan kerja sebanyak 9.000 yang diumumkan Nissan pada bulan November sebagai bagian dari upaya penghematan biaya yang dikatakannya akan mengurangi produksi globalnya hingga seperlima.

Pada bulan Februari, pembicaraan antara Nissan dan pesaingnya yang lebih besar, Honda, gagal setelah perusahaan tersebut gagal menyetujui kerja sama bernilai miliaran dolar.

Rencananya adalah menggabungkan bisnis mereka untuk melawan persaingan dari perusahaan pesaing, terutama di Tiongkok.

Penggabungan tersebut akan menciptakan raksasa industri otomotif senilai US$ 60 miliar, yang merupakan penjualan kendaraan terbesar keempat di dunia setelah Toyota, Volkswagen, dan Hyundai.

Setelah kegagalan negosiasi, kepala eksekutif saat itu Makoto Uchida digantikan oleh Espinosa, yang merupakan kepala perencanaan perusahaan dan kepala divisi olahraga bermotornya.

Baca Juga: Panasonic PHK 10.000 Karyawan, Industri Dalam Negeri Terancam ?

Nissan juga melaporkan kerugian tahunan sebesar 670 miliar yen (US$ 4,5 miliar), ditambah lagi dengan tarif Presiden AS Donald Trump yang semakin menekan bisnis perusahaan.

Raksasa mobil itu tidak memberikan perkiraan pendapatan pada tahun mendatang karena "sifat tidak pasti dari tindakan tarif AS".

Dikatakan bahwa pihaknya mengharapkan laba tetap tahun ini bahkan tanpa memperhitungkan dampak tarif.

Minggu lalu, Nissan mengumumkan telah membatalkan rencana untuk membangun pabrik baterai dan kendaraan listrik di Jepang karena memangkas investasi.

Perusahaan itu telah mengalami masalah di pasar-pasar utama, termasuk Tiongkok di mana persaingan yang semakin ketat telah menyebabkan jatuhnya harga.

Tonton: Badai PHK Mengancam Google

Di Tiongkok, banyak produsen mobil asing kesulitan bersaing dengan perusahaan lokal seperti BYD.

Di AS, pasar utama Nissan lainnya, inflasi dan suku bunga yang lebih tinggi telah memengaruhi penjualan kendaraan baru, meskipun penjualan eceran Nissan sedikit meningkat tahun lalu.

Selanjutnya: Harga Emas Antam Naik Rp 2.000 Menjadi Rp 1.886.000 Per Gram Hari Ini 14 Mei 2025

Menarik Dibaca: Final Destination: Bloodlines dan 6 Film Horor Gore Sadis Penuh Darah, Berani Nonton?



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×