Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
Pendapatan Melampaui Ekspektasi, Data Center Tetap Primadona
Untuk kuartal IV fiskal, Nvidia memproyeksikan pendapatan sekitar US$65 miliar, mengalahkan estimasi analis sebesar US$61,66 miliar. Perusahaan juga memperkirakan margin kotor tetap terjaga di kisaran 75%.
Pada kuartal III yang berakhir 26 Oktober, pendapatan Nvidia melonjak 62%, mencatat percepatan pertumbuhan untuk pertama kalinya dalam tujuh kuartal.
Unit data center, penyumbang mayoritas pendapatan perusahaan mencatat penjualan US$51,2 miliar, jauh di atas ekspektasi analis yang memproyeksikan US$48,62 miliar.
Tetap saja, sebagian analis menilai euforia investor mungkin belum sepenuhnya hilang.
Ruben Roy, analis Stifel, menilai kekhawatiran soal keberlanjutan belanja infrastruktur AI tidak akan hilang dalam waktu dekat.
“Pertanyaannya bukan hanya apakah permintaan kuat, tapi apakah pertumbuhan ini dapat dipertahankan,” katanya.
Baca Juga: Putin: Hanya AI Buatan Rusia yang Boleh Dipakai untuk Keamanan Nasional
Isu Circular Financing dan Konsentrasi Pelanggan
Laporan terbaru juga mengangkat beberapa isu struktural. Nvidia tercatat menggandakan nilai kontrak penyewaan balik chipnya dari perusahaan cloud menjadi US$26 miliar pada kuartal III.
Skema ini memungkinkan Nvidia menyewa kembali chip yang dimiliki pelanggan cloud yang tidak dapat disewakan ke pihak lain sebuah manuver yang oleh sebagian investor dianggap berpotensi memperkuat dinamika “circular AI economy.”
Selain itu, konsentrasi pendapatan makin menebal. Empat pelanggan utama menyumbang 61% dari total penjualan, meningkat dari 56% pada kuartal sebelumnya.
Nvidia juga terus meningkatkan investasinya di perusahaan AI yang sekaligus menjadi konsumennya, termasuk keputusan pada September untuk menanamkan dana hingga US$100 miliar ke OpenAI sambil menyuplai chip pusat data.
Analis Kinngai Chan dari Summit Insights mengatakan bahwa meski kinerja Nvidia solid, kekhawatiran pasar tentang keberlanjutan belanja capex dan circular financing kemungkinan masih akan bertahan.
Baca Juga: Strategi AS Bangun Rantai Pasok Rare Earth Terancam Gagal — China Tetap Penguasa
Ekspansi ke Timur Tengah di Tengah Pembatasan Ekspor AS
Dengan pasar China semakin tertutup akibat pembatasan ekspor chip AS, Nvidia kini mengincar Timur Tengah sebagai sumber pertumbuhan baru.
Pemerintah AS baru-baru ini mengizinkan ekspor setara 35.000 chip Blackwell ke dua perusahaan di Arab Saudi dan Uni Emirat Arab nilai pasar yang diperkirakan mencapai lebih dari US$1 miliar.
Namun, tantangan lain juga mengintai. Menurut analis eMarketer Jacob Bourne, kendala fisik di lapangan bisa menghambat laju pertumbuhan.
“Permintaan GPU sangat besar, tetapi kini perhatian investor beralih pada apakah hyperscaler mampu memanfaatkan kapasitas tersebut dengan cukup cepat,” ujarnya.
Bottleneck seperti keterbatasan lahan, pasokan listrik, hingga akses jaringan listrik untuk pusat data bisa menjadi rem pertumbuhan industri AI setidaknya hingga 2026.
Ketika ditanya apa hambatan terbesar bagi pertumbuhan Nvidia, Huang memberikan penjelasan panjang lebar mengenai skala, kompleksitas, dan fase awal industri AI saat ini.
Ia tidak menyebut satu faktor dominan, namun menekankan bahwa transformasi AI membutuhkan perencanaan matang dari hulu ke hilir mulai dari rantai pasok, pembangunan infrastruktur, hingga mekanisme pembiayaan.













