kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.453.000   22.000   0,90%
  • USD/IDR 16.663   -15,00   -0,09%
  • IDX 8.660   40,02   0,46%
  • KOMPAS100 1.192   10,20   0,86%
  • LQ45 848   1,27   0,15%
  • ISSI 313   2,80   0,90%
  • IDX30 434   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 501   -0,35   -0,07%
  • IDX80 134   1,11   0,84%
  • IDXV30 138   1,59   1,16%
  • IDXQ30 138   -0,09   -0,07%

Strategi AS Bangun Rantai Pasok Rare Earth Terancam Gagal — China Tetap Penguasa


Kamis, 20 November 2025 / 07:26 WIB
Strategi AS Bangun Rantai Pasok Rare Earth Terancam Gagal — China Tetap Penguasa
ILUSTRASI. Barat sedang bergegas mengisi kekurangan pasokan rare earth kategori berat seiring rivalitas dengan China yang semakin tajam. Foto Wikipedia/USDA


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Barat sedang bergegas mengisi kekurangan pasokan rare earth kategori berat seiring rivalitas dengan China yang semakin tajam.

Mengutip Reuters, upaya Barat untuk membangun rantai pasok magnet lokal demi mengurangi ketergantungan terhadap China—dipimpin oleh dukungan besar AS terhadap MP Materials yang berbasis di Nevada—menghadapi hambatan krusial: kelangkaan unsur rare earth berat.

Amerika Serikat dan sekutunya sedang berusaha menciptakan rantai pasok alternatif untuk memproduksi magnet rare earth superkuat, yang merupakan komponen penting dalam teknologi pertahanan, kendaraan listrik, elektronik, hingga turbin angin.

MP Materials menargetkan untuk mengendalikan seluruh rantai produksi — mulai dari penambangan rare earth hingga pembuatan magnet — dan berencana memproduksi magnet dalam beberapa tahun ke depan, didorong oleh dukungan miliaran dolar dari pemerintah AS pada Juli lalu.

Perusahaan tersebut membanggakan kemajuan baru-baru ini setelah meningkatkan output pemrosesan dua jenis rare earth ringan sebesar 51% pada kuartal ini.

Namun, kelangkaan dua elemen rare earth berat, yaitu dysprosium dan terbium, dianggap sebagai titik lemah bagi MP Materials dan strategi Barat dalam membangun industri magnet jauh dari turbulensi geopolitik yang telah menghambat suplai dari China.

Baca Juga: Pusat Penipuan Global Digulung: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Myanmar?

Tambang Mountain Pass milik MP di California hanya mengandung jejak kecil kedua unsur tersebut, meski unsur ini sangat penting untuk menjaga stabilitas magnet pada suhu tinggi—misalnya pada mesin EV.

“MP Materials mungkin menghadapi tantangan besar,” ujar Ilya Epikhin, Senior Principal di Arthur D. Little. “Mereka kemungkinan harus mencari suplai dari Brasil, Malaysia, atau negara-negara Afrika—yang prosesnya bisa memakan waktu lama.”

Dalam panggilan bersama analis pada 6 November, COO Michael Rosenthal menyatakan MP sedang menjajaki kerja sama dengan sejumlah pemasok bahan baku rare earth berat, namun tidak menyebutkan nama.

Sumber suplai lainnya akan berasal dari bahan daur ulang dari Apple melalui kerja sama senilai US$ 500 juta untuk memasok magnet bagi raksasa teknologi itu.

“Kami percaya kami berada dalam posisi yang sangat baik,” ujar Matt Sloustcher dari MP kepada Reuters.

MP kini menjadi contoh paling jelas mengenai ketergantungan Barat terhadap China untuk pemrosesan rare earth berat. Menurut Benchmark Mineral Intelligence, pada 2030 Barat masih akan bergantung 91% pada China untuk suplai rare earth berat—turun sedikit dari 99% pada 2024.

Baca Juga: Harga Minyak Ditutup Anjlok, Ada Desakan Baru untuk Mengakhiri Perang Rusia-Ukraina




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×