Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Konflik di wilayah Kashmir yang dikendalikan secara terpisah oleh India dan Pakistan kembali memanas. Baru-baru ini, India melancarkan serangan udara di sembilan titik sekaligus.
Pada Rabu (7/5) dini hari, Pakistan melaporkan bahwa India menyerang beberapa lokasi, sehingga menyebabkan tiga kematian dan 12 orang terluka.
India mengatakan, serangan itu menargetkan "infrastruktur teroris" yang telah direncanakan dan diarahkan.
Menteri Pertahanan Pakistan, Khawaja Muhammad Asif, mengatakan bahwa semua lokasi yang menjadi sasaran India adalah kamp sipil dan bukan kamp militan. Dua di antaranya bahkan merupakan masjid.
"India menembakkan rudal dari wilayah udaranya sendiri dan klaim India yang menargetkan kamp teroris adalah salah," kata Asif kepada Geo, dilansir Reuters.
Para saksi dan seorang petugas polisi di dua lokasi di perbatasan Kashmir India mengatakan, mereka mendengar ledakan keras dan penembakan artileri yang intens serta jet tempur di udara.
Keadaan darurat telah diumumkan di provinsi Punjab, Pakistan yang berpenduduk padat, kata menteri utamanya, dan rumah sakit serta layanan darurat bersiaga tinggi.
Baca Juga: Konflik Kashmir Memanas, India Serang Pakistan di Sembilan Titik
Operasi Sindoor
Konflik Kashmir kembali terbuka setelah kelompok teroris dari wilayah Kashmir Pakistan menyerang wisatawan Hindu di Kashmir, India, dan menewaskan 26 orang pada 22 April 2025.
Dalam pernyataan terbaru, India mengatakan bahwa mereka telah memulai ‘Operation Sindoor’ atau Operasi Sindoor yang bertujuan untuk melemahkan kelompok teroris di wilayah Jammu dan Kashmir yang menjadi bagian dari Pakistan.
"Tindakan kami terfokus, terukur, dan tidak bersifat eskalatif. Tidak ada fasilitas militer Pakistan yang menjadi sasaran. India telah menunjukkan pengendalian diri yang cukup besar dalam pemilihan target dan metode pelaksanaan," kata militer India dalam pernyataannya, dikutip Reuters.
Nama Sindoor merujuk kepada para wanita yang kehilangan pasangan mereka dalam serangan terhadap wisatawan Hindu di Pahalgam bulan lalu.
Sindoor adalah bahasa Hindi untuk tanda merah tradisional yang dikenakan oleh wanita Hindu yang sudah menikah di dahi mereka, melambangkan perlindungan dan komitmen perkawinan.
Wanita secara tradisional berhenti mengenakannya saat mereka menjadi janda.
Baca Juga: Ketegangan Antara India dan Pakistan Meningkat Pasca Tewasnya 26 Orang di Kashmir
Terbesar Dalam Satu Dekade
Serangan Angkatan Darat India di sembilan lokasi pada Rabu dini hari di Pakistan dan Kashmir yang diduduki Pakistan menjadi operasi militer terbesar dalam satu dekade.
India terakhir kali melakukan operasi militer skala besar ke tetangganya itu pada serangan udara Balakot tahun 2019 dan serangan bedah setelah serangan Uri pada tahun 2016.
Serangan Balakot dan serangan bedah juga merupakan tindakan balasan oleh India, namun sifatnya lokal.
Meskipun sifat pasti serangan atau sistem senjata yang digunakan belum diketahui, serangan itu diyakini merupakan serangan rudal berpresisi tinggi.
Dari sembilan lokasi teror yang menurut India telah diserang di Pakistan dan Kashmir Pakistan (PoK), empat di antaranya adalah Bahawalpur dan Muridke di Pakistan Punjab dan Muzaffarabad dan Kotli di PoK. Semua kota ini merupakan lokasi kamp-kamp teror.
Mengutip Indian Express, Bahawalpur menjadi benteng Jaish-e-Mohammed, yang dipimpin oleh Maulana Masood Azhar, yang merupakan salah satu dari tiga teroris yang ditukar oleh India dengan penumpang pesawat Indian Airlines IC-814, yang dibajak ke Kandahar di Afghanistan pada bulan Desember 1999.
Muridke di dekat Lahore adalah markas kelompok teroris Lashkar-e-Taiba yang dipimpin Hafiz Saeed, yang melakukan serangan teror Mumbai pada akhir 2024 lalu.
Kotli di PoK terletak tepat di seberang Garis Kontrol dari Jammu. Muzaffarabad adalah ibu kota PoK, dikenal sebagai tempat berkumpulnya sekelompok kelompok teroris yang anggotanya dibantu oleh Angkatan Darat Pakistan untuk menyeberang ke India.
Tonton: Putin Sebut Barat Memprovokasinya untuk Menggunakan Senjata Nuklir