kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Pakar: Laut China Selatan bisa jadi titik kritis yang mengarah ke bentrokan militer


Kamis, 16 Juli 2020 / 11:25 WIB
Pakar: Laut China Selatan bisa jadi titik kritis yang mengarah ke bentrokan militer
ILUSTRASI. Kapal perang AS di Laut China Selatan. (U.S. Navy photo by Mass Communication Specialist Seaman Brandon L. Harris)


Sumber: South China Morning Post,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Dalam beberapa bulan terakhir, situasi di Laut China Selatan terus memanas. Menurut pakar keamanan regional China, Beijing perlu menilai kembali strateginya di Laut China Selatan karena hubungan dengan Washington sudah rusak parah dan jalur air yang disengketakan kemungkinan akan menjadi titik nyala dan kritis.

Melansir South China Morning Post, menurut Chen Xiangmiao, seorang peneliti asosiasi dengan National Institute for South China, saat penentu kebijakan akan mencari skenario yang berbeda untuk pertikaian yang berlarut-larut antara kedua negara adidaya di kawasan itu, mengelola ketegangan dengan tetangga-tetangga Asia Tenggara adalah tugas utama bagi Beijing.

"Jika ada bentrokan maritim dengan Vietnam, Malaysia atau Filipina, AS akan memiliki alasan untuk turun tangan, dan itu dapat memicu konflik militer langsung antara China dan AS," kata Chen.

Baca Juga: China tak gentar dengan sanksi apa pun dari AS terkait Laut China Selatan

Dia menambahkan, "(Tapi) selama negara saingan dapat menahan diri dan tidak memihak China dan AS, saya pikir risiko konflik dapat tetap terkendali."

Masih mengutip South China Morning Post, penilaian Chen dilakukan ketika Washington mempertegas sikapnya atas Laut China Selatan, sehingga meningkatkan kekhawatiran tentang kemungkinan konflik militer antara Beijing dan Washington. Apalagi sebelumnya, kedua belah pihak sudah berselisih mengenai berbagai masalah mulai dari perdagangan hingga hak asasi manusia dan Hong Kong.

Baca Juga: Dukung China soal Laut China Selatan, Korut: Menlu AS bikin pernyataan sembrono

Mengingatkan saja, pada hari Senin (13/7/2020), Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan, China tidak menunjukkan dasar hukum yang komprehensif untuk ambisinya di Laut China Selatan dan selama bertahun-tahun telah menggunakan intimidasi terhadap negara-negara pantai Asia Selatan lainnya.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×