Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
Sebuah studi yang dikutip oleh Wall Street Journal menemukan hampir 350 aplikasi di Google Play Store telah memanfaatkan celah serupa, umumnya bertujuan demi iklan.
TikTok menghentikan praktik tersebut pada November tahun lalu. Penyebabnya adalah tekanan politik darii Washington meningkat.
Dalam keterangan resmi, TikTok juga menekankan bahwa mereka tidak lagi mengumpulkan alamat MAC pengguna. "Kami berkomitmen melindungi privasi dan keamanan komunitas TikTok. Kami terus memperbarui aplikasi untuk mengikuti tantangan keamanan yang terus berubah, dan versi terkini TikTok tidak mengumpulkan alamat MAC," kata juru bicara TikTok. "Kami selalu mendorong pengguna kami untuk mengunduh versi terbaru TikTok," sambungnya.
Google sendiri sejak tahun 2015 sudah melarang pengembang aplikasi untuk mengumpulkan alamat MAC pengguna. Tapi TikTok diduga memanfaatkan celah yang ada dan menutup jejaknya dengan lapisan enkripsi tambahan. "Kami sedang menyelidiki klaim ini," kata juru bicara Google.
Dengan munculnya kabar itu, Trump bakal semakin meradang. Sebelumnya ia akan melarang TikTok dijual di semua platform aplikasi di AS. Larangan itu berlaku jika platform video pendek milik ByteDance asal China itu gagal menjual sahamnya dalam tempo 45 hari yang akan berakhir pada pertengahan September 2020 nanti.