Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON/BEIJING. Rupanya masuk akal alasan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memusuhi TikTok. Hasil investigasi Wall Street Journal pada Selasa (11/8) menyebutkan, alamat tersebut berfungsi sebagai pengenal unik untuk setiap perangkat pengguna. Wakhasil menjadikannya berharga untuk iklan dan bentuk pelacakan.
Aplikasi Android TikTok mengumpulkan alamat MAC pengguna selama 18 bulan yang melanggar aturan platform. Media Access Control (MAC) Address adalah alamat unik yang diberikan pada setiap perangkat jaringan untuk digunakan sebagai kode identifikasi.
Nah, dengan melacak alamat ini, perusahaan induk TikTok, ByteDance, bisa melacak pengguna meski mereka telah mengubah pengaturan privasi untuk keluar dari praktek pelacakan iklan.
Mengutip The Verge Rabu (12/8), tahun 2015, App Store iOS dan Google Play Store telah melarang pengumpulan alamat MAC. Tapi TikTok masih bisa mendapatkan alamat MAC melalui celah.
Tapi sejatinya tak cuma TikTok yang memanfaatkan celah digital atau mengumpulkan alamat MAC.
Sebuah studi yang dikutip oleh Wall Street Journal menemukan hampir 350 aplikasi di Google Play Store telah memanfaatkan celah serupa, umumnya bertujuan demi iklan.
TikTok menghentikan praktik tersebut pada November tahun lalu. Penyebabnya adalah tekanan politik darii Washington meningkat.
Dalam keterangan resmi, TikTok juga menekankan bahwa mereka tidak lagi mengumpulkan alamat MAC pengguna. "Kami berkomitmen melindungi privasi dan keamanan komunitas TikTok. Kami terus memperbarui aplikasi untuk mengikuti tantangan keamanan yang terus berubah, dan versi terkini TikTok tidak mengumpulkan alamat MAC," kata juru bicara TikTok. "Kami selalu mendorong pengguna kami untuk mengunduh versi terbaru TikTok," sambungnya.
Google sendiri sejak tahun 2015 sudah melarang pengembang aplikasi untuk mengumpulkan alamat MAC pengguna. Tapi TikTok diduga memanfaatkan celah yang ada dan menutup jejaknya dengan lapisan enkripsi tambahan. "Kami sedang menyelidiki klaim ini," kata juru bicara Google.
Dengan munculnya kabar itu, Trump bakal semakin meradang. Sebelumnya ia akan melarang TikTok dijual di semua platform aplikasi di AS. Larangan itu berlaku jika platform video pendek milik ByteDance asal China itu gagal menjual sahamnya dalam tempo 45 hari yang akan berakhir pada pertengahan September 2020 nanti.