kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.926.000   -27.000   -1,38%
  • USD/IDR 16.549   -13,00   -0,08%
  • IDX 6.845   17,22   0,25%
  • KOMPAS100 989   0,80   0,08%
  • LQ45 766   2,60   0,34%
  • ISSI 219   0,42   0,19%
  • IDX30 397   1,64   0,41%
  • IDXHIDIV20 467   0,80   0,17%
  • IDX80 112   0,37   0,33%
  • IDXV30 115   0,32   0,28%
  • IDXQ30 129   0,41   0,31%

Para Kardinal Memulai Proses Pemilihan Paus, Dunia Menanti Asap Putih


Rabu, 07 Mei 2025 / 16:37 WIB
Para Kardinal Memulai Proses Pemilihan Paus, Dunia Menanti Asap Putih
Anggota klerus berkumpul pada hari Dekan Dewan Kardinal, Kardinal Giovanni Battista Re memimpin Misa Kudus, yang dirayakan untuk pemilihan paus baru, di Basilika Santo Petrus, di Vatikan, 7 Mei 2025. REUTERS/Murad Sezer


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

Jika pada tahap awal tidak ada kandidat yang mendapatkan dukungan mayoritas, para pemilih kemungkinan akan mengalihkan suara kepada tokoh lain yang memiliki kesamaan geografis, doktrinal, atau bahasa.

Dalam khotbahnya, Re juga mengingatkan bahwa paus baru harus menghormati keberagaman dalam Gereja. “Persatuan tidak berarti keseragaman, tetapi persekutuan yang kuat dan mendalam dalam keberagaman,” ujarnya.

Seperti dalam tradisi abad pertengahan, para kardinal dilarang berkomunikasi dengan pihak luar selama konklaf berlangsung. Vatikan telah menerapkan pengamanan berteknologi tinggi untuk menjamin kerahasiaan, termasuk penggunaan alat pengacau sinyal guna mencegah penyadapan.

Rata-rata durasi konklaf dalam sepuluh pemilihan terakhir adalah tiga hari, dan tidak ada yang melebihi lima hari. Pada tahun 2013, Paus Fransiskus terpilih hanya dalam dua hari.

Baca Juga: Kawah Gunung Lewotobi Semburkan Asap Putih dengan Intensitas Tebal 1 Kilometer

Para kardinal diharapkan menyelesaikan proses pemilihan dengan cepat untuk menghindari kesan adanya perpecahan atau ketidakpastian di dalam Gereja.

Sekitar 80% dari kardinal pemilih kali ini ditunjuk oleh Paus Fransiskus. Hal ini meningkatkan kemungkinan bahwa paus baru akan meneruskan kebijakan progresif pendahulunya, meskipun ada perlawanan dari kelompok tradisionalis.

Salah satu pertimbangan penting adalah apakah mereka akan kembali memilih paus dari belahan bumi selatan, seperti Fransiskus dari Argentina, menyerahkan tongkat estafet kembali ke Eropa, atau bahkan memilih paus pertama dari Amerika Serikat.

Selanjutnya: Fitch Says Challenging for Indonesia to Grow 5% This Year

Menarik Dibaca: Begini Cara Alami Mengatasi Asam Lambung Naik ke Dada



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×