Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
Jika pada tahap awal tidak ada kandidat yang mendapatkan dukungan mayoritas, para pemilih kemungkinan akan mengalihkan suara kepada tokoh lain yang memiliki kesamaan geografis, doktrinal, atau bahasa.
Dalam khotbahnya, Re juga mengingatkan bahwa paus baru harus menghormati keberagaman dalam Gereja. “Persatuan tidak berarti keseragaman, tetapi persekutuan yang kuat dan mendalam dalam keberagaman,” ujarnya.
Seperti dalam tradisi abad pertengahan, para kardinal dilarang berkomunikasi dengan pihak luar selama konklaf berlangsung. Vatikan telah menerapkan pengamanan berteknologi tinggi untuk menjamin kerahasiaan, termasuk penggunaan alat pengacau sinyal guna mencegah penyadapan.
Rata-rata durasi konklaf dalam sepuluh pemilihan terakhir adalah tiga hari, dan tidak ada yang melebihi lima hari. Pada tahun 2013, Paus Fransiskus terpilih hanya dalam dua hari.
Baca Juga: Kawah Gunung Lewotobi Semburkan Asap Putih dengan Intensitas Tebal 1 Kilometer
Para kardinal diharapkan menyelesaikan proses pemilihan dengan cepat untuk menghindari kesan adanya perpecahan atau ketidakpastian di dalam Gereja.
Sekitar 80% dari kardinal pemilih kali ini ditunjuk oleh Paus Fransiskus. Hal ini meningkatkan kemungkinan bahwa paus baru akan meneruskan kebijakan progresif pendahulunya, meskipun ada perlawanan dari kelompok tradisionalis.
Salah satu pertimbangan penting adalah apakah mereka akan kembali memilih paus dari belahan bumi selatan, seperti Fransiskus dari Argentina, menyerahkan tongkat estafet kembali ke Eropa, atau bahkan memilih paus pertama dari Amerika Serikat.