kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.940.000   8.000   0,41%
  • USD/IDR 16.442   107,00   0,66%
  • IDX 7.936   30,42   0,38%
  • KOMPAS100 1.106   -3,16   -0,28%
  • LQ45 813   -4,14   -0,51%
  • ISSI 266   0,45   0,17%
  • IDX30 421   -2,53   -0,60%
  • IDXHIDIV20 488   -3,70   -0,75%
  • IDX80 123   -0,68   -0,55%
  • IDXV30 131   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 136   -1,35   -0,98%

Para Kardinal Memulai Proses Pemilihan Paus, Dunia Menanti Asap Putih


Rabu, 07 Mei 2025 / 16:37 WIB
Para Kardinal Memulai Proses Pemilihan Paus, Dunia Menanti Asap Putih
Anggota klerus berkumpul pada hari Dekan Dewan Kardinal, Kardinal Giovanni Battista Re memimpin Misa Kudus, yang dirayakan untuk pemilihan paus baru, di Basilika Santo Petrus, di Vatikan, 7 Mei 2025. REUTERS/Murad Sezer


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

Jika pada tahap awal tidak ada kandidat yang mendapatkan dukungan mayoritas, para pemilih kemungkinan akan mengalihkan suara kepada tokoh lain yang memiliki kesamaan geografis, doktrinal, atau bahasa.

Dalam khotbahnya, Re juga mengingatkan bahwa paus baru harus menghormati keberagaman dalam Gereja. “Persatuan tidak berarti keseragaman, tetapi persekutuan yang kuat dan mendalam dalam keberagaman,” ujarnya.

Seperti dalam tradisi abad pertengahan, para kardinal dilarang berkomunikasi dengan pihak luar selama konklaf berlangsung. Vatikan telah menerapkan pengamanan berteknologi tinggi untuk menjamin kerahasiaan, termasuk penggunaan alat pengacau sinyal guna mencegah penyadapan.

Rata-rata durasi konklaf dalam sepuluh pemilihan terakhir adalah tiga hari, dan tidak ada yang melebihi lima hari. Pada tahun 2013, Paus Fransiskus terpilih hanya dalam dua hari.

Baca Juga: Kawah Gunung Lewotobi Semburkan Asap Putih dengan Intensitas Tebal 1 Kilometer

Para kardinal diharapkan menyelesaikan proses pemilihan dengan cepat untuk menghindari kesan adanya perpecahan atau ketidakpastian di dalam Gereja.

Sekitar 80% dari kardinal pemilih kali ini ditunjuk oleh Paus Fransiskus. Hal ini meningkatkan kemungkinan bahwa paus baru akan meneruskan kebijakan progresif pendahulunya, meskipun ada perlawanan dari kelompok tradisionalis.

Salah satu pertimbangan penting adalah apakah mereka akan kembali memilih paus dari belahan bumi selatan, seperti Fransiskus dari Argentina, menyerahkan tongkat estafet kembali ke Eropa, atau bahkan memilih paus pertama dari Amerika Serikat.




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004

[X]
×