Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
Austen Ivereigh, yang menulis buku bersama paus pada 2020, mengatakan bahwa meskipun pernyataan tersebut terdengar ringan, ada makna serius di baliknya.
"Apa yang dia katakan sebenarnya adalah bahwa ini semua tentang kehendak Tuhan, bukan kehendak orang lain," ujar Ivereigh.
"Artinya, mungkin ada orang yang menginginkan paus baru, tetapi lihatlah, saya masih di sini dan masih hidup."
Baca Juga: Sempat Kritis, Kondisi Paus Fransiskus Kini Terus Membaik
Paus sendiri telah menolak ide pengunduran diri di masa lalu. Pada 2024, ia menyebut hal itu sebagai "hipotesis yang masih sangat jauh."
Seperti beberapa paus sebelumnya, Fransiskus pernah menandatangani surat pengunduran diri tak lama setelah terpilih pada 2013.
Surat tersebut hanya boleh digunakan jika suatu saat ia mengalami gangguan mental yang membuatnya tidak mampu menjalankan tugas.
Namun, tidak jelas bagaimana atau apakah surat itu bisa digunakan, karena hukum Gereja tidak memiliki prosedur resmi untuk menentukan apakah seorang paus tidak lagi mampu memimpin.
Selain itu, aturan Gereja menetapkan bahwa pengunduran diri seorang paus harus dilakukan "secara sukarela dan sah" oleh paus itu sendiri.
"Dia Masih Paus"
Meskipun sedang dirawat, Fransiskus tetap menjalankan tugasnya sebagai pemimpin Vatikan.
Pengumuman tentang berbagai penunjukan staf yang membutuhkan persetujuannya tetap berjalan seperti biasa.
Baca Juga: Kondisi Paus Fransiskus Masih Kritis, Tapi Stabil
Ia juga terus menandatangani dokumen resmi dengan catatan "dari Rumah Sakit Gemelli" di bagian bawah.
Paus juga telah dua kali bertemu dengan Kardinal Pietro Parolin, pejabat nomor dua di Vatikan, untuk membahas urusan penting.
Vatikan menyebut pertemuan ini sebagai "audiensi," istilah resmi yang digunakan untuk pertemuan dengan pemimpin 1,4 miliar umat Katolik di seluruh dunia, tak peduli di mana paus berada.
Ivereigh, yang telah menulis dua biografi tentang Fransiskus, mengatakan bahwa paus ingin mengirim pesan yang jelas dari rumah sakit bahwa ia masih memimpin Gereja.
"Dia adalah sosok pemimpin yang memahami otoritas," kata Ivereigh. "Baginya, penting bagi dunia untuk tahu bahwa dia masih hadir dan tetap bertanggung jawab. Dia masih paus."
Dokter belum memastikan kapan Fransiskus akan keluar dari rumah sakit, mengingat riwayatnya yang pernah mengalami infeksi paru-paru serius.
Bagi banyak umat Katolik, gambaran seorang paus yang tampak rapuh bukanlah hal yang asing.
Paus Yohanes Paulus II, misalnya, terus tampil di depan publik meskipun menderita penyakit Parkinson selama bertahun-tahun sebelum wafat pada 2005.
"Dia memiliki ketenangan dalam menjalankan apa yang Tuhan kehendaki," kata Piqué. "Senjata terkuatnya selalu doa dan humor yang baik."