kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,58   -2,96   -0.33%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pelajar mesti berhati-hati, modus penculikan palsu kian marak di Australia


Senin, 27 Juli 2020 / 11:36 WIB
Pelajar mesti berhati-hati, modus penculikan palsu kian marak di Australia
ILUSTRASI. Warga berjalan di depan Sydney Opera House. Incar pelajar asal China, modus penculikan palsu kian marak di Australia. REUTERS/Loren Elliott


Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - NEW SOUTH WALES. Kepolisian di Australia mengingatkan bahwa keluarga pelajar asal China menjadi target penipuan yang berpura-pua telah menculik anak mereka. 

Di tahun ini saja, keluarga pelajar asal China telah kehilangan jutaan dolar dalam penipuan penculikan palsu yang menargetkan siswa China. 

Baca Juga: Tensi tinggi, staf konsulat AS di Chengdu tinggalkan gedung dengan penjagaan ketat

Setidaknya A$ 3,2 juta atau setara US $ 2,27 juta diperoleh para penjahat lewat aksi tipu-tipu ini. Sudah ada delapan penculikan palsu di New South Wales yang dilaporkan pada tahun ini dalam bagian dari pemerasan global yang rumit.

Pada bulan Mei, Polisi Federal Australia mengatakan mereka sedang menyelidiki setidaknya 25 kasus penipuan pemerasan yang menargetkan para pelajar China di seluruh Australia.

"Para korban didistribusikan di antara ibukota-ibukota besar, terutama di mana kami mendapatkan konsentrasi siswa asal China," kata Komandan Cyber ​​Crime Operation David McLean.

Penipuan tersebut biasanya dimulai dengan penipu yang menghubungi siswa-siswa muda China, berbicara bahasa Mandarin dan mengaku berasal dari otoritas pemerintah China.

Baca Juga: Harga emas cetak rekor tertinggi sepanjang masa

Mereka mengancam para korban dengan risiko tindakan hukum dan kemungkinan penangkapan di Tiongkok, dan membujuk mereka untuk mentransfer uang atau memalsukan penculikan mereka sendiri dan memeras uang dari keluarga mereka.

Sebagai bagian dari penipuan, para korban dipaksa untuk memutus kontak telepon dan media sosial, meninggalkan akomodasi mereka dan mengirim foto mereka yang diikat, dengan pesan meminta keluarga mereka di China untuk mengirim uang tebusan untuk pembebasan mereka dengan aman. 

Inspektur Kepala Detektif NSW Darren Bennett mengatakan apa yang disebut sebagai penculikan virtual ini telah berkembang pesat dalam sedekade terakhir.

Baca Juga: Putin: Tahun ini 40 kapal perang baru Rusia siap beroperasi

"Di saat panggilan telepon ini tampaknya bersifat acak, scammers ini tampaknya menargetkan anggota masyarakat China-Australia yang rentan," kata Bennett.

Bennett mengatakan polisi NSW telah diyakinkan oleh Konsulat Jenderal China bahwa tidak ada otoritas China yang akan menghubungi seorang siswa di ponsel mereka dan meminta uang dibayarkan.




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×